Bioetanol merupakan cairan biokimia atau etanol yang diperoleh melalui proses fermentasi gula dari sumber glukosa, selulosa, serta pati atau karbohidrat dengan menggunakan bantuan mikroorganisme.
Penggunaan bioetanol ini memiliki beberapa kelebihan lho sobat, antara lain yaitu dapat diproduksi terus menerus karena merupakan teknologi terbarukan, ramah lingkungan serta dapat digunakan sebagai bahan baku industri kimia, kosmetik, farmasi, dan sebagai bahan bakar pengganti BBM.
Bioetanol juga memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi yaitu 35% sedangkan BBM 18,66% sehingga terbakar lebih sempurna, angka oktannya juga lebih tinggi dibandingkan dengan BBM yaitu 118 sedangkan BBM 88, bioethanol juga mengandung emisi gas CO yang lebih rendah yaitu 0,89% sedangkan BBM 2,5% sehingga lebih ramah lingkungan.
Tongkol Jagung Sebagai Energi Terbarukan
Limbah tongkol jagung yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalalah serius bagi lingkungan, apalagi pembakarannya dapat mencemari udara dan membahayakan lingkungan.
Padahal, energi yang terkandung dalam limbah tongkol jagung kering dapat dimanfaatkan dengan cara pembakaran langsung atau dengan terlebih dahulu diubah menjadi bentuk lain yang mempunyai nilai ekonomis yang lebih berdaya guna dan lebih efisien penggunaannya.
Salah satu bahan dasar yang dapat dijadikan bioetanol yaitu tongkol jagung. Tongkol jagung mengandung selulosa 45%, hemiselulosa 35%, lignin 15%, abu 3%, dan air 2%. Kandungan selulosa yang tinggi pada tongkol jagung, memungkinkan tongkol jagung untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
Sobat kompasiana, selulosa merupakan polimer glukosa yang membentuk rantai linier dan dihubungkan oleh ikatan -1,4glikosidik. Selulosa ini sulit terurai, karena tidak mudah terurai secara kimia maupun mekanis. Di alam, selulosa sering berikatan dengan polisakarida lain seperti hemiselulosa atau lignin untuk membentuk struktur utama dinding sel tumbuhan
Nah, lignin merupakan salah satu komponen kayu dan biomassa, jumlah selulosa dalam kayu sekitar 25- 30% dan pada ampas tebu sekitar 20-30%. Lignin adalah jaringan polimer fenolik yang mengikat serat selulosa menjadi satu untuk membuatnya lebih kuat. Selama konversi biomassa menjadi etanol melalui hidrolisis dan fermentasi, kekuatan ikatan lignin juga menjadi kendala salah satu hidrolisis.
Proses Fermentasi Pembuatan Bioetanol