Mohon tunggu...
Lita Tania
Lita Tania Mohon Tunggu... Lainnya - Student
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Student in Indonesia University of Education

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cara Penulisan Bab Awal pada Sebuah Buku

13 Juli 2020   12:30 Diperbarui: 13 Juli 2020   14:46 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Dalam buku tersebut penulis akan mengulas salah satu bab yang ada didalamnya, yaitu bagian 3 bab 10. Bab tersebut akan menjambarkan mengenai cara penulisan bab awal pada buku.

            Paragraf pertama pada bab ini mendefinisikan bab buku sebagai ulasan materi yang terdiri dari beberapa subbab didalamnya. Subbab dalam buku tersebut memiliki kesatuan tema dengan bab utamanya. Bab buku juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang merupakan peralihan topik dari bab satu ke bab yang lainnya. Bab buku ini juga diartikan sebagai sebuah babak.

            Selain itu paragraf pertama juga menjelaskan bahwa buku ini merupakan suatu buku tanpa aturan ataupun format yang kompleks. Alasan itu didasarkan pada buku yang ditunjukkan untuk kalangan penulis dan pembaca yang baru didunia sastra anak. Selain itu buku ini juga sangat mirip dengan buku-buku anak tingkatan menengah lainnya.

            Paragraf berikutnya menjelaskan bahwa buku yang mudah dibaca adalah buku yang menyediakan peralihan topik bagi pembaca yang bergerak dari buku bergambar ke cerita yang lebih kompleks. Dikatakan bahwa bab awal buku mengambil target pembaca di kalangan usia 7 hingga 9 tahun.

            Pembahasan mengenai pembaca bab awal buku dijelaskan secara rinci dalam bab ini. Pembaca yang dimaksud disini merupakan pembaca yang telah menguasai bacaan dasar mereka. Pembaca sudah disajikan dengan cerita yang lebih sedikit, tetapi lebih banyak dan lebih menantang dari buku-buku lain yang termasuk kedalam buku  mudah dibaca. Pembaca yang menjadi target itu belum dapat membaca buku yang memiliki cerita panjang dengan plot rumit. Subjeknya dapat bervariasi. Selama itu masih dalam lingkup sesuatu yang diperhatikan oleh target pembaca. Hubungan dapat dieksplorasi di berbagai banyak tingkatan dengan catatan didalamnya terdapat keterkaitan emosi yang kuat, dan kehalusan plot yang dijaga agar tidak menghasilkan plot rumit.  

            Bab ini juga membahas mengenai penulisan bab awal pada sebuah buku. Dalam menulis bab awal pada sebuah buku tidak lagi memperhatikan mengenai kesulitan seorang anak yang pertama kali membaca dengan bantuan orang lain, melainkan anak tersebut harus dapat membaca mandiri tanpa bantuan orang lain. Kata-kata dalam bab awal buku ini lebih akrab dan halamannya lebih padat, serta disertai juga dengan adanya sedikit unsur foto didalamnya. Banyak bab pendek yang memperkuat rasa pencapaian. Hal ini dapat memungkinkan anak untuk membaca seluruh bab dalam satu kali proses membaca.

            Paragraf selanjutnya, membahas mengenai unsur-unsur pembangun cerita di sebuah bab awal pada buku. Secara struktural, bab awal pada buku memiliki plot yang sederhana. Ada pemeran karakter yang dimainkan dalam waktu singkat, dan dihadirkan hanya berkisar satu hingga dua hari. Sebuah cerita pada umumnya merupakan hasil dari suatu ide atau situasi tertentu. Cerita dapat dibangun dari sekitaran ide tersebut dengan banyak aksi dan drama, serta dengan subplot yang sederhana tetapi mendalam.

            Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai perbedaan plot dengan subplot. Bab ini memberikan gambaran dengan mengambil contoh dari buku "Oh No It's Robert". Plot utama dari contoh tersebut membicarakan tentang Robert yang berjuang untuk memenangkan kontes kelas. Sedangkan subplotnya terlihat pada saat dia mengerjakannya dengan melihat referensi buku-buku di perpustakaan yang identitas penulis bukunya akan diungkap. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa plot dengan subplot memiliki keterkaitan yang erat didalamnya. Tidak ada kerumitan ddialamnya.

            Terlepas dari bab singkat dan jumlah kata yang kecil. Bab ini tidak menghindar dari hubungan yang kuat antara emosi didalamnya. Meskipun tidak banyak membicarakan mengenai pengembangan karakter atau deskripsi seperti dibuku pada umumnya. Pembaca disini diharapkan dapat menemukan banyak tindakan dan dialog.

            Dalam bab ini juga dijelaskan bahwa pengalaman sehari-hari untuk anak yang berusia 7 hingga 8 tahun dan keluarga memiliki struktur yang akrab dengan tolak ukur dunia. Orang dewasa masih memainkan peran utama dalam skema hal menjadi orang tua, guru, tetangga, kakek-nenek, dan pengasuh anak. Hal itu dapat ditemukan dari contoh-contoh dalam buku "Oh No, It's Robert" karya Barbara Seuling, "Missing May" karya Cynthia Rylant, Busybody Nora karya Johanna Hurwitz dan Judy Mood karya Megan McDonald

            Saran-saran diatas berlaku untuk semua yang ingin menulis novel kelas menengah. Karakterisasi dan struktur cerita haruslah kuat. Dialog harus halus dan alami. Hal itu kemudian akan disatupadukan agar sesuai dengan penulisan bab awal pada buku. Selain itu, harus menemukan terlebih dahulu mengenai  perbedaan dalam struktur dan bentuk dasar. Meskipun penulisan bab awal pada buku akan menyingkat area tertentu, mengakomodasi berat material terhadap umur dan pengalaman anak dalam membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun