Ibu Joko yang saat itu sangat membutuhkan pembantu mengingat sebagai wanita karir dan mertua yang sudah resah dan gelisah minta pulang kampung karena tidak sanggup harus mengurus cucu, pilihan berat antara bekerja atau dirumah, akhirnya Ibu Herman memutuskan untuk meng Hijack Teteh dari Ko Ahong yang masih tetangganya di Palmerah.
Sempat terjadi sedikit keributan ketika Popo Cing cing datang ke kontrakan Ibu Herman dan mencari Teteh dan membujuk Teteh untuk kembali bekerja di Ko Ahong merawat ci Wawa, karena Teteh bersembunyi di dalam lemari dan terlihat oleh Popo Cing Cing.
Malam Yang Tidak Akan Terlupakan
Teteh dan keluarga Ibu Herman hidup selaras, tiap bulan Teteh ijin 2 hari untuk pulang kampung ke Bogor menengok anak. Dalam pekerjaan, Teteh mendapatkan acungan jempol dari Ibu Joko, Teteh bisa sabar mengurus Budi anak bu Joko yang berusia 1 tahun.
Pada usia 1-3 tahun, dalam teori Freud ada dalam fase anal dimana dubur merupakan daerah aktivitas dinamik. Pada tahap anal, toilet training memaksa anak menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Toilet training menurut Freud adalah bentuk memuaskan kepuasan Id dan Superego sekaligus. Teteh mengajar Galih toilet training dengan benar, sehingga Galih dapat mengeluarkan kotoran pada waktu dan tempat yang tepat (pagi hari dan di toilet), galih mendapatkan pengertian bahwa mengeluarkan feces adalah aktivitas yang penting prototif dari sikap kreatif dan produktif.
Sampai pada suatu malam, jam 00.15 Ibu Joko mendengar suara mengerang kesakitan dari kamar Teteh, ketika di tengok tampak Teteh dengan posisi mengangkang dan kepala bayi bagian atas tersembul dari Vagina Teteh.
Ibu Joko panik dan berlari mengetuk pintu tetangga, saat itu Pak Joko sedang tugas diluar kota, dirumah hanya ada Ibu Joko dan kedua anaknya Yuyun dan Budi yang sedang tertidur pulas.
Baru ketukan ke3 terdengar suara keras tangisan bayi dari rumah bu Joko, Ibu Joko dan Ibu Dahlia kaget bukan kepalang. Kebetulan saat itu Ibu Dahlia sedang Sholat Tahajud sehingga ibu Joko mendapat respon yang cepat hanya pada ketukan ke3 ibu Dahlia membuka pintu dan mereka berdua kaget bareng mendengar tangisan bayi yang nyaring dari rumah ibu Joko.
Ibu Dahlia bergegas memanggil Ibu Anna yang sebelumnya pernah menjadi dukun beranak, mereka bertiga ditengah malam kekamar Teteh dan tampak bayi sudah keluar dari perut Teteh dengan darah yang berceceran di sprey.
Teteh melahirkan secara normal, spontan dan tanpa bantuan medis seorang bayi perempuan yang sehat dan lengkap, untuk mengeluarkan ari ari dari perut Teteh, Ibu Anna meminta Teteh jongkok sampai keluar semuanya, kemudian ari-ari tersebut dipotong dengan menggunakan gunting seadanya, tidak ada jahitan pada vagina Teteh.
Setelah proses melahirkan Teteh langsung ke kamar mandi, membersihkan diri lalu mengganti sprey, mengepel lantai dan mencuci semua kotoran yang berasal dari proses persalinan tadi, Ibu Anna membantu memandikan bayi yang baru lahir dan membungkusnya dengan taplak meja karena tidak ada sama sekali persiapan kelahiran bayi. Ibu Joko dan Ibu Dahlia naik motor ke supermarket 24 jam untuk membeli perlengkapan Bayi.
Bayi yang dilahirkan secara normal akan memiliki ketangguhan karena telah menghadapi stressor pada saat proses kelahirannya, ini akan terbawa oleh individu sampai tumbuh menjadi anak anak, remaja maupun dewasa.
Zigot, Ovum Teteh + Sperma siapa ?
Setelah kejadian malam yang tidak terlupakan, kontrakan Ibu Joko menjadi ramai dikunjungi tetangga baik yang memberikan simpati maupun sekedar melihat anak haram yang dilahirkan Teteh. Tragedi Teteh yang ditinggal oleh Zainal Tukang Soto Mie sudah diketahui oleh seluruh penghuni kontrakan sampai ke gang depan toko kelontong Ko Ahong.
Jadi siapakah pemilik sperma yang bergabung dengan ovum pada rahim Teteh dan menjadi zigot yang terjadi pada saluran telur Teteh secara alami tidak dengan teknologi pembuahan invitro (bagi yang kesulitan mempunyai keturunan dengan hubungan seksual yang alami).
Sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma di sebut Zigot yang mulai membelah diri dari 1 sel menjadi 2, menjadi 4, menjadi 8 dan seterusnya, dalam waktu 10 sampai 14 hari telah menjadi segumpal sel yang melekatkan diri ke dinding rahim. Bagian luar membentuk placenta, bagian dalam membentuk embrio. Placenta dan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Masa ini disebut Tahap Germinal.
Tahap selanjutnya adalah tahan embrionik biasanya dimula setelah dua minggu dari pembuahan dan berlangsung sampai sekitar 8 minggu dimana pada minggu ke empat hingga kedelapan hormon testoron dikeluarkan oleh testis (yang masih belum terbentuk sempurna) oleh embrio yang secara genetik laki laki, tanpa hormon ini embrio secara anatonis akan membentuk perempuan.
Pada masa germinal dan embrionik 1-8 minggu, perubahan bentuk tubuh pada ibu belum terlihat, janin masih berukuran kurang dari 1 inch dan berat kurang dari 1 ons.