Mohon tunggu...
Watur Tatur Lita
Watur Tatur Lita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wanita dewasa dengan 2 anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teteh & Zigot dari pemilik sperma yang masih misteri

16 Oktober 2015   16:56 Diperbarui: 17 Oktober 2015   10:57 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

== Kisah Nyata Kelahiran 15 Mei 2013 ==

Sekilas tentang Teteh

Teteh adalah pembantu rumah tangga di rumah Ibu Joko, usia 20 tahun, menurut cerita Ibu Joko, Teteh adalah janda beranak 2, Tina 4 tahun dan Cici 2 tahun, keduanya berjenis kelamin wanita dan tinggal di Bogor bersama orang tua Teteh.
Kedua anak Teteh di dapat dari 2 lelaki yang berbeda, lelaki pertama Andi, seorang kuli bangunan yang bekerja di proyek dekat rumah Teteh di Bogor, meninggalkan Teteh begitu saja ketika teteh sedang hamil, sampai saat ini tidak pernah ditemukan dan tidak pernah menengok anaknya. Lelaki kedua Zainal yang berprofesi sebagai tukang Soto Mie Bogor di sekitar Palmerah.

Setahun yang lalu tanpa sebab yang jelas Zainal meninggalkan Teteh dan pindah berjualan ke tempat yang tidak diketahui oleh Teteh, Zainal seperti hilang di telan bumi sama seperti Andi lelaki pertama Teteh. Teteh menikahi keduanya secara siri.

Pada saat mengandung anak pertama, teteh berusia 16 tahun, dalam teori perkembangan Erik Erikson, Teteh dalam tahap ke 5 yaitu identitas VS kekacauan Identitas pada usia 13-19 tahun, dorongan untuk membentuk identitas diri terlihat ekstrim dan berlebihan. Teteh berhasil berperan sesuai identitas seksnya dan tidak bimbang dalam hubungan heteroseksual, berhubungan dengan Andi sehingga menjadi hamil (hubungan antara Pria dan Wanita, bukan Wanita dengan Wanita), namun gagal dalam menghadapi kebimbangan nilai-nilai karena berhubungan tanpa nikah dengan Andi dan hamil.
Riwayat Pekerjaan Teteh

Sudah bekerja 2 tahun di rumah ibu Joko, sebelumnya Teteh bekerja di Ko Ahong, pemilik toko kelontong Maju Jaya sebagai pengurus Ci Wawa, istri Ko Ahong yang lumpuh akibat stroke. Teteh bekerja saat berusia 16 tahun, setelah melahirkan anak pertama dan harus membiayai anaknya.

Teteh berhenti dari Ko Ahong karena tidak sanggup dengan perlakukan Popo Cing cing, orangtua dari Ko Ahong yang sangat cerewet dan tidak pernah puas juga karena faktor kehamilan kedua dari hubungannya dengan Zainal tukang sotomie yang sering parkir gerobak di samping toko Ko Ahong.

Sperma Zainal dan ovum dari Teteh membentuk Zigot yang berarti telah dimulai masa pranatal yang berlangsung antara 180 – 344 hari, setelah itu Teteh akan melahirkan bayinya. Tahapan pranatal terbagi menjadi 3 yaitu germinal, embrionik dan fetal.
Sesuai dengan mitos pranatal di Indonesia yang masih perlu keterangan secara ilmiah dimana ada keinginan kuat seorang ibu ketika ia hamil (ngidam) dan keadaan hormonal mengakibatkan Teteh sering mual dan mau makan yang tidak biasa (Teteh ngidam durian pada kehamilan keduanya), sangat mengganggu pekerjaan sebagai pengurus ci Wawa yang alergi terhadap durian, bahkan dari mencium aroma dari mulut Teteh.

Setelah masuk tahap Fetal, usia kandungan 8 minggu ( 2 bulan), Teteh memutuskan untuk berhenti dari Ko Ahong dan pulang kampung.

Perkenalan Teteh dengan Ibu Joko

Setelah Teteh melewati tahap Fetal dimana pada akhir bulan ke delapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk dan pada usia janin 9 bulan 10 hari, Teteh melahirkan anak kedua yang berjenis kelamin perempuan yang diberinama Cici Zaini.
Setelah 40 hari usia bayi, Teteh memutuskan untuk kembali bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dengan bantuan Zainal sang suami Siri, Teteh diperkenalkan kepada Ibu Joko seorang wanita setengah baya yang memiliki 2 anak kecil ( 8 Tahun dan 1 tahun).

Teteh segan untuk kembali bekerja di Ko Ahong, walaupun ko Ahong mengharap Teteh kembali bekerja.
Kalau dilihat dari usia Ibu Joko (45 tahun) dapat dilihat anak bungsu yang berusia 1 tahun, dimana usia ibu ketika hamil adalah 44 tahun, dalam teori perkembangan faktor usia ibu mempengaruhi bayi lahir prematur adalah usia remaja dan 30 tahun keatas, bayi yang mengalami Sindrom Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia 30 tahun, akan tetapi resiko menjadi bertambah setelah ibu mencapai 30 tahun. Anak bungsu ibu Herman tidak mengalami Sindrom Down tapi memang dilahirkan prematur dan harus di rawat di inkubator selama 2 minggu, lahir dengan operasi cesar dalam usia janin 9 bulan 10 hari.

Inkubator diperlukan untuk bayi prematur mudah mengalami hipotemi dimana keadaan suhu tubuh terlalu rendah, inkubator mengatur agar suhu tetap terjaga pada 35-36 derajat celcius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun