Satu lagi yang membuat saya suka dengan kehidupan di desa adalah rumah-rumah penduduknya masih tradisional. Ciri khas arsitektur tradisional Jawa terlihat di desa tempat keluarga bapak. Rata-rata rumah Jawa berbentuk limasan dengan pintu di bagian tengah dan atap bagian tengahyang lebih tinggi dibanding atap belakang. Sebenarnya rumah jenis ini banyak di desa keluarga ibu.Â
Entah mengapa saya merasa senang melihatnya. Sedangkan rumah di desa keluarga bapak sudah banyak bagian yang di renovasi.
- Pawon
Dalam bahasa Jawa, pawon itu dapur. Dapurnya jaman dulu masih berlantai tanah dengan tungku-tungku yang khas. Sampai saat ini, pawon rumah mbah masih ada.Â
Sayangnya, bahan bakar yang berupa kayu dan minyak gas sudah sangat jarang dijual. Jadi, bude, yang menempati rumah mbah sekarang, memakai kompor s yang lebih praktis. Padahal tujuannya tungku yang mengepul-ngepul itu untuk menghangatkan diri saat pagi dan malam hari.
- Nasi bungkus daun jati
Waktu kecil dulu bude pernah membelikan nasi bungkus daun jati. Rasanya memang sangat sedap. Nasi bungkus daun jati ini masih ada sampai sekarang.
Demikian hal-hal yang kurindukan setiap Idulfitri hari kedua di rumah keluarga Ponorogo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H