Mohon tunggu...
Lita Lestianti
Lita Lestianti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

No culture, No Future!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Persiapan Buka Puasa, Benar-benar Harus Multitasking

17 Mei 2018   20:40 Diperbarui: 17 Mei 2018   20:58 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka Puasa Dengan Yang Manis (dokumentasi pribadi)

Alhamdulillah tak terasa satu hari terlewati. Untungnya si kakak bisa diajak kompromi. Biasanya dia bakal mengajak main lari-larian. Bayangkan puasa-puasa harus lari-larian mengejar si kecil. Nggak tahu kalau hari-hari selanjutnya.

Hari ini, kami pergi ke Malang sekitar jam sepuluhan pagi setelah suami mengajar. Kami melewati tol waru yang padat kendaraan terutama truk-truk industri. Maklum jamnya truk-truk itu diperbolehkan masuk kota dan tol jadi ramai sekali. Sampai di Malang sekitar jam setengah satu.

Setelah memandikan anak di sore hari, ibu mertua membantu menyiapkan makanan untuk buka puasa di masjid. Jadinya saya menyiapkan untuk buka puasa.

Ibu mertua sudah menyiapkan teh hangat, sayuran dan beras merah yang dicampur dengan beras putih. Saya pun tinggal menggoreng pisang yang sudah dicampur dengan tepung. Sebenarnya tinggal menggoreng saja tapi saya sambi macam-macam seperti memandikan anak bayi, menyuapi si kakak.

Saya memasukkan pisang goreng ke wajan sementara si bayi meringik-ringik. Saya kecilkan api kemudian memandikannya dengan air hangat. Si kakak saya kasih roti bakar dan asyik memakannya sambil nonton kartun.

Setelah mandi, saya balikkan pisangnya. Kali ini saya besarkan apinya. Tidak perlu menunggu lama pisang pun sudah siap disantap. Tapi yang bisa menyantap cuma si kakak, hehe. Terus saya masukkan lagi pisangnya ke wajan, saya pakai api kecil karena berniat mau menyusui si bayi.

Tidak berapa lama, ibu mertua pun datang kemudian mengambil alih masak-memasak. Saya pun mengurusi si kecil. Ayahnya? Lagi benerin motor, bener-bener nggak bisa diganggu. Biasanya sih si kakak ikutan utak-atik. Entah kenapa dia malah nonton tivi.

Adzan berkumandang, betapa lega dan bersyukurlah orang-orang yang melaksanakan puasa. Sebenarnya ayah mertua mengajak sekeluarga berbuka puasa di masjid saja karena memang dipersiapkan sekitar 350an porsi. Tapi karena saya membawa anak kecil, rasanya kurang nyaman kalau harus buka puasa di masjid. Sedikit riweh karena pasti anak saya minta suapin macam-macam, kadang lari-lari karena banyak teman, dan akhirnya saya malah nggak menikmati sajian. Apalagi waktu maghrib sangat sebentar sekali. Bisa-bisa sudah keburu habis. Jadilah saya tidak berbuka di masjid.

Saya memilih di rumah saja. Lebih nyaman dan bisa menikmati sajian buka puasa.

Air putih

Setelah menahan haus seharian, saya mengambil segelas air putih dan saya tenggak habis seketika. Alhamdulillah, segarnya. Rasanya tubuh yang mulai melemah karena kekurangan cairan bisa kembali bugar.

Kurma

Setelah itu saya pun mengambil kurma yang ada di atas meja. Dari tulisannya kurmanya berjenis Kurma Mesir. Saya pun penasaran mencobanya. Ternyata rasanya sangat manis sekali sampai gigi saya ngilu. Paling unik, rasanya seperti ada rasa strawberry. Kecut-kecut. Karena nggak tahan dengan ngilunya jadi saya tidak menghabiskannya.

Untungnya kakak ipar yang kebetulan lagi di rumah baru saja membeli kurma Tunisia, kurma yang biasa dikonsumisi. Kurma Tunisia ini tidak begitu manis dan tidak membuat gigi ngilu. Selain itu, tidak ada rasa sepet-sepetnya. Memang kurma beda daerah beda rasa.

Kalian makan kurma juga? Jenis apa dan gimana rasanya?

Karena saya merasa setelah memakan kurma, energi saya yang hampir hilang akhirnya kembali lagi. Kurma benar-benar penyelamat perut saat lagi kosong.

Pisang goreng

Selain kurma, saya juga memakan buah-buahan yang digoreng. Alias pisang goreng. Pisang pun termasuk penambah energi. Apalagi ada rasa manis-manisnya,

Teh hangat

Selain air putih, ibu mertua juga menyediakan teh hangat. Saya bisa menghabiskan beberapa gelas teh hangat. Rasa manisnya itu menambah energi. Rasa tehnya juga melegakan tenggorokan.

Biasanya habis berbuka puasa, saya tidak langsung makan nasi tapi sholat maghrib dulu. Setelah selesai, baru saya makan nasi,  sayur-sayuran, ikan udang. Karena saya seorang ibu menyusui, maka saya harus mengkonsumsi sauur-sayuran cukup banyak.

Saya membayangkan kalau saya di rumah menyiapkan buka puasa sambil mengurus anak. Benar-benar harus menjadi ibu yang multitasking.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun