Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengukur Jalan Tol Cipali Sambil Berwisata

14 Juli 2015   03:06 Diperbarui: 14 Juli 2015   03:06 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Meski jalan tol ini panjang sekali, sudah di siapkan rest area sebanyak 8 buah. 4 di arah barat dan 4 di arah timur. Jadi ga perlu ngebut-ngebut buat sampe di tujuan, masih bisa istirahat kok. Sarannya sih 2 jam sekali istirahat. Jalan panjang lurus dan halus membuat mata cepat lelah dan mengantuk, bagusnya sih gunakan rest area terdekat untuk istirahat. Trus kecepatan kemudi jangan lebih dari 120KM. Bus yang ajak kami mengukur jalan juga bikin aku terlelap tidur, padahal jalannya hanya 80KM/jam. Jalan yang panjang, lurus dan halus seperti menghipnotis para penumpang untuk tertidur lelap. Untungnya sopir kami tidak ikut-ikutan tidur....wah-wah...bahaya kalo sampe ikutan tidur. Pir..pir...tidurnya gantian ya....tunggu rest area berikutnya....hemmmm.

 

Wah, ternyata selain ngukur jalan ada tempat yang menarik untuk dilihat. Sebanyak 99 jembatan yang dibangun sebagai penyambung jalan. Terdiri dari 20 underbrigde dan 70overbridge. Yang kami lalui salah satunya melintas sungai ciliwung dan terdapat orang-orang yang sedang melakukan tambang pasir di bawahnya. Menarik sekali aktivitas yang mereka lakukan. Perahu-perahu pembawa pasir melintas dari bawah jembatan.

 [caption caption="Batu Blenong yang di keramatkan oleh masyarakat (foto pribadi)"]

[/caption]

Setelah melewati jembatan ciliwung tadi ternyata banyak hujan pohon-pohon karet yang ada di sisi kiri dan kanan Jalan Tol Cipali. bentuknya tertata rapi dan berbaris serta ukuran pohonnya juga sama. Seperti ada dalam lorong-lorong jika kita sepintas melihatnya. tak seberapa lama di kejutkan oleh MC dalam bus bahwa ada batu besar yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Karena ada kuburan keramat yang berada tepat di bawah batu besar tersebut. nama batu tersebut adalah “Batu Blenong“. Posisi batu tersebut ada di 182KM. Untuk mengamankan baru tersebut, oleh Kemen PU tetap diletakkan batu tersebut di tempatnya, hanya saja di buatkan pasak yang kokoh, agar batu tersebut tidak jatuh yang menggelinding kebawah.

 [caption caption="bukit yang di belah untuk di lalui Tol Cipali ( foto by zulfikar al ala)"]

[/caption]

[caption caption="Andai jalan di flores kabupaten ende di KM17 bisa seperti bukit yang di belah oleh tol cipali.....mungkinkah? (foto pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Andai semua jalan di flores bisa di semen dindingnya, mungkin tidak akan ada pengendara yang lewat dan tertimpa batu (foto pribadi)"]

[/caption]

Kemudian ada lagi bukit yang di di belah untuk dapat menyambungkan lintasan jalan Tol Cipali ini. Bentuk bangunan yang kokoh serta di buat diding tebing yang kuat membuat mobil yang melintas merasa aman dan nyaman. Seandainya bentuk bangunan jalan di Flores NTT bisa seperti ini, mungkin longsor yang sering terjadi di KM17 bisa teratasi. Dan jalan-jalan yang lain tidak sering memakan korban akibat tertimpa batu pada saat melintas. Heemmm...dinding Sepulau flores bisakah di buat seperti ini? Mungkin Pemda sana masih berfikir untuk menyiapkan lebih banyak lagi semen-semennya. Pe-eR sekali buat Dinas PU disana...hehehe.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun