Menjadi pemudik lebaran yang berbudaya, bukan hanya dipahami sebatas dalam konsep yang tertanam dalam benak manusia, namun perlu diwujudkan dalam sikap, perilaku maupun tindakan nyata. Dalam berinteraksipun diharapkan manusia (pemudik) akan saling menghargai dan menghormati – sehingga tidak terjadi apa yang dinamakan benturan sikap atau kepentingan.
Pemudik lebaran yang berbudaya berarti pula mereka yang pandai memahami situasi dan kondisi dimana mereka berada, bisa beradaptasi, berempati, bertoleransi, sehingga bilamana proses interaksi tersebut terjadi maka diharapkan membuahkan karya, rasa, dan cipta yang pada gilirannya terbangun kebersamaan ataupun tercipta kepentingan bersama.
Dalam pemahaman lebih luas, menjadi pemudik lebaran yang berbudaya diharapkan pula dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan seperti: kemacetan, kecelakaan lalu lintas, kesalahpahaman, sikap egois dan arogansi, dan lain sejenisnya. Itu semua akan menjadikan situasi mudik lebaran aman, nyaman, lancar dalam suasana yang kondusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H