Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Momentum Lebaran, Menyoal Kemacetan dan Upaya Melestarikan Keperdulian Sesama

25 Juni 2016   02:38 Diperbarui: 25 Juni 2016   02:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara lebaran tentunya tidak hanya menyoal mudik, kepemilikan sarana transportasi pribadi dan kemacetan arus lalulintas angkutan jalan. Lebih dari itu, lebaran akan banyak bermakna bilamana diartikan sebagai tradisi positif yang penuh nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom).

Beberapa makna yang dapat ditepik pada momentum lebaran kali ini antara lain: maaf memaafkan dan saling mendo’akan, berkumpul dengan keluarga/famili dan menambah keakraban, berbagi wawasan/pengetahuan.

Mudik lebaran juga sesungguhnya memperkuat rasa memiliki kampung halaman dan melestarikan nilai-nilai kelokalannya secara bersama dalam kegotong royongan. Tradisi yang memiliki nilai sejarah ini patut dibanggakan sebagai landasan pijak sehingga sebagai manusia yang berkarakter seiring dinamika jaman yang terus berpacu menuju era kekinian.

Keperdulian sosial dan momentum lebaran juga layak dilakukan, terutama bagi mereka yang mampu secara ekonomi untuk membantu atau berbagi rejeki sehingga sikap tolong-menolong dan saling memberi – yang semuanya ini merupakan wujud dari nilai persatuan dan kesatuan.

Itu semua sesungguhnya merupakan bagian dari kebudayaan  di berbagai tempat Indonesia seperti yang telah tercakup dalam Pancasila. Karenanya, memanfaatkan momentum lebaran sebagai ajang saling memaafkan/mendo’akan, bergotong royong dalam kebersamaan, menyatu dalam kekeluargaan, berbagi wawasan/pengetahuan, dan tentunya menanamkan sikap keperdulian sosial antar sesama akan lebih banyak bermakna. 

Lebaran bukan hanya sekedar memamerkan kekayaan yang kita miliki, jauh dari itu aksi berbuat kebajikan merupakan langkah nyata dalam menyikapi hidup dan kehidupan. Atau dalam istilah bahasa jawa: kita membutuhkan tumandhang dan bukan mengharapkan kondhang. Sekian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun