Setelah itu membahasnya bersama di kelas bersama-sama. Penggunaan smartphone harus dibatasi hanya untuk kepentingan pendidikan bukan untuk main game, apalagi di jam belajar, dan hal itu harus ada pernyataan dari orang tua bahwa sanggup, bersedia, dan setuju dengan peraturan sekolah dan siap menerima sanksi apabila terjadi pelanggaran.Â
Pemberian tugas diupayakan lebih banyak yang diberikan melalui IT, hal itu bertujuan untuk memaksa peserta didik agar mau belajar menggunakan IT yang ada untuk kepentingan pendidikan. bukan untuk main game yang cenderung merugikan peserta didik.Â
Selanjutnya bisa dipikirkan untuk bisa mengembangkan penggunaan IT, dengan membuat game edukasi atau aplikasi kuis yang bisa membuat mereka beralih kegemaran dari bermain game online menjadi bermain game edukatif. Pendidik sebisa mungkin menghindari untuk melarang peserta didik dengan sikap otoriter.. Dibentuk pula sebuah grup whatshap untuk saling sharing.Â
Dalam kegiatan pengawasan sesekali Guru boleh memberi komentar tentang status whatshap peserta didik sehingga selain menjalin kedekatan dengan peserta didik, sekaligus memantau sedikit banyak kegiatan mereka bersama smartphone.Â
Tentunya peran serta orang tua di rumah juga dilibatkan untuk membantu pengawasan terhadap penggunaan smartphone. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk melakukan pendampingan dan pembatasan peserta didik dalam pemanfaatan teknologi agar tidak salah tempat.Â
Semua ini adalah tantangan bagi pendidik dan pihak terkait untuk belajar dan terus belajar dengan penuh integritas supaya dapat mengawal generasi penerus bangsa dalam mengembangkan hard skill dan soft skill.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H