1. Pencegahan campak secara primer
Termasuk pencegahan primordial yang dapat dilakukan dalam mencegah munculnya faktor predisposisi terhadap penyakit campak sehingga dapat mencegah timbulkan resiko agar tidak memiliki resiko tinggi terhadap penyakit campak [3]. Sasaran di tujukan kepada kelompok beresiko yakni bayi, balita, dewasa yang belum pernah terkena campak atau belum pernah melakukan imunisasi.
Sehingga berdasarkan sasaran tersebut pencegahan primer yang dilakukan adalah dengan adanya edukasi utamanya kepada orang tua seperti penyuluhan campak mengenai pendidikan kesehatan, konseling nutrisi, dan rumah yang baik dalam rangkan upaya meningkatkan pengetahuan orang tua dan masyarakat tentang penyakit campak. Selain itu, pelaksanaan imunisasi secara rutin pada bayi usia 9-15 tahun, untuk mencegah terjadinya penyakit campak.
2. Pencegahan campak secara sekunder
Upaya untuk menghambat timbulnya komplikasi akibat penyakit campak. Terdapat beberapa tindakan yang dilakukan dalam pencegahan secara sekunder yakni tes penyaringan untuk deteksi dini serta penanganan segera dan secara efektif.Â
Pengobatan penyakit sejak awal serta penyuluhan untuk kepatuhan pasien dalam berobat mempengaruhi terhindarnya komplikasi penyakit campak. Selain itu pada individu dapat dilakukan dengan menjaga pola kesehatan tubuh dengan makan makanan sehat, olah raga secara teratur dan istirahat yang cukup.
3. Pencegahan campak secara tersier
Upaya mencegah timbulnya kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain melakukan rehabilitasi sedini mungkin, melakukan penyuluhan untuk meningkatkan motivasi pasien dalam mengendalikan penyakit serta pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi dalam upaya pencegahan penyakit campak secara tersier.
Referensi
[1] Â Â Â Â A. A. A. Hidayat, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidika Kebidanan, 1st ed. Jakarta: Salemba Medika, 2008.
[2] Â Â Â Â Kemenkes RI, "Status campak dan rubella saat ini di indonesia," World Heal. Organ., pp. 2013--2014, 2018.