PENDAHULUAN
Di era modern yang penuh dengan kompleksitas dan dinamika , peran pemimpin semakin krusial dalam menavigasi berbagai tantangan dan mengantarkan suatu organisasi menuju kesuksesan untuk membangun kepemimpinan berbasis pelayanan dengan mengutamakan pengembangan diri adalah konsep dianjurkan oleh banyak ahli manajemen dan kepemimpinan. Menurut Robert K. Greenleaf, seorang ahli manajemen yang mempopulerkan konsep “servant leadership” pada tahun 1970-an, kepemimpinan sejati adalah tentang memberikan pelayanan kepada orang lain dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, bukan hanya fokus pada kekuasaan atau otoritas.
Membangun kepemimpinan butuh suatu proses yang sangat lama yaitu prosesnya meliputi harus mempunyai karakter yang kuat sebelum menjadi seorang pemimpin di era modern, kenapa harus memiliki karakter yang kuat? Supaya kita bisa memanipulasi musuh yang ingin menyerang hak yang kita miliki, seorang pemimpin harus memiliki sikap yang tegas terhadap mengambil resiko atau keputusan yang sangat baik untuk memulai suatu pekerjaan, seorang leader tidak boleh membedakan senior dan junior kalau ada yang salah dengan mereka dalam pekerjaan harus di nasihati dengan perkataan yang baik namun tegas. Pemahaman ini diperluas oleh Stephen cover, penulis “The 7 Habits of Highly Effective People”, yang menekankan pentingnya pengembangan diri sebagai pondasi bagi kepemimpinan yang berkelanjutan dan bermakna bahwa sebelum jadi pemimpin harus mempersiapkan diri lebih matang dari memulai suatu karakter. Covey 1989 menyarankan bahwa pemimpin yang kuat secara moral dan emosional cenderung lebih mampu mempengaruhi orang lain secara positif.
Membangun kepemimpinan harus disiapkan dengan matang dan mempunyai basis pelayanan dengan mengutamakan pengembangan diri tidak hanya mempertimbangkan keberhasilan secara materi, tetapi juga mengenali pentingnya integritas, empati, dan dedikasi terhadap pelayanan yang berlanjutan. Pendekatan ini bukan hanya tentang memimpin atau pun public speaking di tempat umum atau tempat kerja aja melainkan pemimpin harus bisa menginspirasi dan mempengaruhi semua karyawannya untuk mencapai tujuan bersama secara berkelanjutan dan bermakna.
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian ini menjelaskan bahwa membangun kepemimpinan berbasis pelayanan dengan mengutamakan pengembangan diri itu sangat penting karena sebelum melakukan suatu bisnis harus merubah diri sendiri menjadi orang berpribadi berkarakter serta orang yang mempunyai potensi yang unggul supaya orang lain bisa melihat potensi kita. Penelitian ini menekankan bahwa etika komunikasi menjadi acuan utama dalam mengkosumsi media sosial. Disebabkan media sosial tidak memiliki batas jarak dan waktu dalam bertukar informasi. Oleh karena itu, selain melihat daripada perlunya etika dalam penggunaan teknologi komunikasi, maka disisi lain teknologi komunikasi juga memberi ruang yang sangat luas untuk menghasilkan nilai manfaat yang besar. Dengan demikian, perlunya melihat pembentukan konsep dalam pengembangan diri melalui pemanfaatan teknologi komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dibarengi dengan perkembangan di zaman modern sekarang atau bisa disebut zaman digital.
Penelitian ini menjelaskan bahwa revolusi teknologi komunikasi disebabkan adanya revolusi ilmu komunikasi. Memang dalam perkembangan kehidupan, revolusi teknologi menjadi satu perubahan yang tidak dapat dibendungi, namun perubahan tersebut tidak dapat terjadi apabila tidak ada perubahan dan pengembangan ilmu komunikasi yang ada pada diri manusia. Manusia sebagai pembina komunikasi dan manusia juga yang membuat perubahan komunikasi. Oleh karena itu, dalam kajian ini menegaskan bahwa perkembangan ilmu komunikasi menjadi dasar bagi terbentuknya revolusi teknologi komunikasi. Oleh karena itu, selain melaihat adanya perkembangan ilmu komunikasi, juga dalam hal ini perlu untuk melihat kesiapan pada diri manusia untuk menerima hakikat terjadinya perubahan teknologi komunikasi disebabkan oleh perkembangan diri manusia tersebut dalam beradaptasi dengan kehidupannya.
Kepemimpinan berbasis pelayanan adalah pendekatan yang akan kebutuhan pengikut atau tim di atas kebutuhan pemimpin. Ini melibatkan fokus pada pertumbuhan dan pengembangan individu, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung. Pendekatan ini semakin populer dalam beberapa tahun terakhir karena penelitian menunjukkan bahwa tim yang lebih sehat dan lebih produktif lebih cenderung memiliki budaya kepemimpinan berbasis pelayanan. Salah satu prinsip utama kepemimpinan berbasis pelayanan adalah fokus pada pengembangan diri. Ini melibatkan memberikan kesempatan kepada pengikut untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi dan profesional. Ini dapat mencakup memberikan pelatihan dan mentorship, menawarkan umpan balik dan dukungan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendorong eksperimen dan eksplorasi.
Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa tim yang lebih sehat dan lebih produktif lebih cenderung memiliki budaya kepemimpinan berbasis pelayanan. Ini melibatkan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung, di mana semua orang merasa dihargai dan didorong untuk memberikan kontribusi terbaik mereka. Ini dapat mencakup mempromosikan komunikasi dan kolaborasi yang terbuka, menawarkan kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan, dan menciptakan budaya kerja yang positif dan inklusif.
Ada beberapa manfaat potensial dari kepemimpinan berbasis pelayanan. Ini dapat mengarah pada tim yang lebih sehat dan lebih produktif, serta budaya kerja yang lebih inklusif dan mendukung. Ini juga dapat mengarah pada tingkat kepuasan dan retensi karyawan yang lebih tinggi, serta peningkatan kinerja dan profitabilitas.
Namun, ada juga beberapa tantangan yang terkait dengan kepemimpinan berbasis pelayanan. Ini dapat menjadi pendekatan yang menuntut bagi pemimpin, karena membutuhkan mereka untuk menempatkan kebutuhan pengikut di atas kebutuhan mereka sendiri. Ini juga dapat menjadi pendekatan yang menuntut bagi pengikut, karena membutuhkan mereka untuk menjadi lebih terbuka dan transparan tentang kebutuhan dan kekhawatiran mereka.
METODE
Metode penelitian untuk kepemimpinan berbasis pelayanan yang menempatkan pengembangan diri sebagai prioritas dapat mencakup berbagai pendekatan, tergantung pada pertanyaan penelitian dan tujuan studi. Berikut adalah beberapa metode penelitian yang dapat digunakan:
- Studi kasus: Studi kasus dapat digunakan untuk menganalisis praktik kepemimpinan berbasis pelayanan yang sukses dalam organisasi tertentu. Ini dapat melibatkan wawancara dengan pemimpin dan anggota tim, serta observasi langsung dari tim dan budaya organisasi.
- Survei: Survei dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepemimpinan berbasis pelayanan dan pengembangan diri di antara anggota tim. Ini dapat melibatkan pertanyaan yang mengukur tingkat komunikasi dan kolaborasi, tingkat dukungan dan mentorship, dan tingkat pertumbuhan dan pengembangan yang dialami oleh anggota tim.
- Analisis korelasi: Analisis korelasi dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara kepemimpinan berbasis pelayanan dan hasil organisasi, seperti produktivitas dan profitabilitas. Ini dapat melibatkan pengukuran tingkat kepemimpinan berbasis pelayanan dan pengembangan diri di antara anggota tim, dan menghubungkannya dengan hasil organisasi.
- Eksperimen: Eksperimen dapat digunakan untuk menguji efektivitas kepemimpinan berbasis pelayanan dalam meningkatkan hasil organisasi. Ini dapat melibatkan menciptakan tim yang berbeda dengan tingkat kepemimpinan berbasis pelayanan yang berbeda, dan membandingkan hasil tim tersebut dengan tim lain yang tidak menerima tingkat kepemimpinan berbasis pelayanan yang sama.
- Studi komparatif: Studi komparatif dapat digunakan untuk membandingkan praktik kepemimpinan berbasis pelayanan di antara organisasi yang berbeda. Ini dapat melibatkan wawancara dengan pemimpin dan anggota tim, serta observasi langsung dari tim dan budaya organisasi.
PEMBAHASAN
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kepemimpinan berbasis pelayanan dan pengembangan diri merupakan faktor penting dalam membangun pemimpin yang efektif. Penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting bagi praktik kepemimpinan. Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa penting bagi pemimpin untuk mengembangkan karakteristik kepemimpinan berbasis pelayanan, seperti fokus pada orang lain, empati, kesadaran diri, kemampuan untuk memberdayakan, keterampilan komunikasi yang efektif, dan komitmen terhadap pertumbuhan dan pembelajaran.
Kedua, penelitian ini menunjukkan bahwa penting bagi pemimpin untuk berinvestasi dalam pengembangan diri mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan, membaca buku dan artikel tentang kepemimpinan, dan mencari bimbingan dari mentor.
Ketiga, penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi harus menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan kepemimpinan berbasis pelayanan. Ini dapat dilakukan dengan menyediakan sumber daya untuk pengembangan diri pemimpin, mendorong budaya kolaborasi dan pembelajaran, dan menghargai pemimpin yang menunjukkan karakteristik kepemimpinan berbasis pelayanan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pembangun kepemimpinan berbasis pelayanan melalui pengembangan diri adalah proses yang berkelanjutan. Ini membutuhkan komitmen, dedikasi, dan kesediaan untuk belajar dan berkembang. Namun, imbalannya sangat besar. Pemimpin yang melayani dapat membuat perbedaan nyata di dunia dengan memberdayakan orang lain untuk mencapai potensi tertinggi mereka dan menciptakan dampak positif yang langgeng.
Perkembangan teknologi komunikasi merupakan suatu perkembangan global yang tidak bisa dibendungi atau diantisipasi. Manusia perlu melakukan penyesuaian diri terhadap perkembangan teknologi tersebut. Penyesuaian diri terhadap perkembangan teknologi komunikasi sudah menjadi perkembangan budaya dalam praktek komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi diawali oleh periode komunikasi tulisan pada masa pra sejarah sampai perkembangan komunikasi elektronik pada masa modern.
Pengembangan diri dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi menjadi keharusan bagi semua orang untuk menyesuaikan diri dalam perkembangan budaya bermasyarakat. Penyesuaian diri dengan teknologi komunikasi era 4.0 pada posisi sebagai konsumen yaitu menghantarkan kita kepada jalan yang lebih mudah dan praktis dalam melakukan komunikasi dan akses informasi yang cepat, seperti manfaat internet, manfaat handphone, televisi dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ainusysyam, Fadlil Yani, Pendidikan Akhlak, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, tt:Imperial Bhakti Utama, Jild. 3, cet. 2, 2007.
Faturochman, Pengantar Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Pinus, cet. 2, 2009).
Greenleaf, Robert K. (1977). Servant Leadership: The Essence of True Leadership. New York: Paulist Press.
Hadi, Abdul, Konsep Pendidikan AlFarabi dan Ibnu Sina, (Jurnal Ilmiah Sintesa, Vol. 9. No. 2, Januari 2010)
Kotler, Philip, Ram Charan, John DeLong, and James A. Quindlen. (2009). The Leader's Edge: The New Paradigm for Leading in a Transformational World. San Francisco: Jossey-Bass
Mohammad Zamroni, “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya Terhadap Kehidupan”, Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah, Vol. 10, No. 2, 2009, http://ejournal.uinsuka.ac.id/dakwah/jurnaldakwa h/article/view/422,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H