Mohon tunggu...
Listriasa JihadInsani
Listriasa JihadInsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Man Jadda Wa Jada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Kontribusi Ilmuwan Muslim dalam Dunia Intelektual

21 Juli 2021   16:44 Diperbarui: 21 Juli 2021   17:00 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak ilmuwan islam yang berkontribusi dalam perkembangan dunia. Berbagai macam bidang yang dikuasai oleh para ilmuwan-ilmuwan islam seperti sains, filsafat, politik, agama dan masih banyak lagi. Bahkan ada ilmuwan islam yang mampu mengusai beberapa bidang.  karya-karya dari ilmuwan-ilmuwan islam tersebut bahkan masih digunakan pada zaman sekarang. Berikut beberapa ilmuwan-ilmuwan islam yang berpengaruh didunia.

Ibn Sina

Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan Islam yang sangat berpengaruh pada abad ke-17. Ia lahir di wilayah Bukhara (sekarang Uzbekistan) pada tahun 370-428 H/980-1037 M. Di Barat dikenal sebagai Avicenna. Ketika ia masih muda, ia belajar dengan Abu Abdullah An Naqili. Dia telah memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang Al-Qur'an, sastra, budaya mantiq, kedokteran, fisika, metafisika, astronomi dan banyak lagi. Ibnu Sina sendiri dikenal sebagai bapak kedokteran modern. Ibnu Sina meninggal pada tahun 1037 M pada usia 58 tahun. Ia dimakamkan di Hamedan, Iran. Kontribusi Ibnu Sina bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern sangatlah banyak.

Ibn Sina muncul dalam sejarah pemikiran filosofis abad pertengahan sebagai satu-satunya filsuf besar yang di hormati hingga hari ini dan mendominasi selama berabad-abad. Sebuah fitur mendasar dari ide-ide Ibnu Sina adalah pencapaian definisi metode tentang bagaimana memisahkan dan membedakan konsep.

 Tulisan-tulisan Ibnu Sina termasuk buku-buku karya Ash Shifa, buku An-najat, Al-Isyaratwat-tanbiat, Kitab al-Hiqmat, al-Masriqiyah. Dan karyanya yang paling terkenal adalah Qanunfi-tibh (Canon of Medicine). Buku Qanun fitibhini memaparkan berbagai penyakit yang menyerang anggota badan, termasuk penyakit tenggorokan.

Dengan demikian, karya Ibnu Sina telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia kedokteran modern. Beberapa di antaranya di bidang farmasi, pengukuran dan diagnosis denyut nadi, anestesi yang berkaitan dengan penyakit mata, pengobatan kanker, psikiatri, neurologi, pnyakit pada perut, deteksi penyakit parasit dan spesialis kesehatan dalam. Namanya juga banyak digunakan dalam istilah medis dan dalam berbagai nama rumah sakit.

Al-Farabi

Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Talkan Ibn Alzarag Al falab atau biasa dikenal dengan Al-farab-lahir pada tahun 870 M. di Wasiji di Distrik Farab (juga dikenal sebagai Utrar). Farrabi mendapat julukan guru kedua (Al-Mu'alim ats-tsani). Farrabi meninggalkan negara itu dan pergi ke Baghdad untuk belajar logika dengan Abu-bisyrbin Mattius. Ada tiga bidang yang menarik bagi Farrabi: logika, filsafat politik, dan metafisika. Farrabi meninggal di Damaskus pada tahun 950 M pada usia 80 tahun.

Farrabi membuat sebuah manuskrip tentang logika. Secara khusus, telah membahas lebih banyak istilah logis dari pada karya Aristoteles dan Porphyry. Naskah termasuk Al-Alfaz Al Musta'malah fi Al Manthiq (terminology logis), Al Fusul Al Khansah (5 pasal logika) dan Risalah fi Al Manthiq (pengantar logika). Ada juga beberapa karya Farabi. Yaitu Ihsa Al Ulumwaat-Ta'rifbi Agradita, At-Ta'liqat, Risalah fi Isbat Al-Fadhila dan sebagainya. Beberapa karyanya telah diterjemahkan kedalam bahasa Yunani, Latin, dan Eropa modern. Dengan cara ini Farrabi berkontribusi pada perkembangan filsafat.

Al Khawarizmi

Nama lengkap Al-Khawarizmi adalah Abdullah Muhammad bin Musaal-Khawarizmi. Ia lahir pada tahun 164 H/780, M di wilayah Khawarizmi daerah terdapat pada pemerintahan Khurasan, atau sekarang dikenal sebagai Uzbekistan. Al-Khawariz mimeninggal di Baghdad, Irak, pada tahun 232 H/847 M. Menurut sumber lain, dia meninggal pada tahun 235 H/850 M.

Dia menemukan aljabar untuk pertama kalinya dengan memisahkannya dari matematika. Ia juga dikenal sebagai Algorithm atau Algoritma di Barat, terutama di Eropa. Al-Khawarizmi menulis sebuah buku berjudul al jabar waal muwabalah dengan berisi deskripsi table trigonometri. Inilah teori kalkulus dasar yang mendasari aljabar yang berkembang saat ini dalam matematika dan didasarkan pada rekomendasi Makmun untuk memudahkan siapa saja dalam menghitung warisan, jarak tempuh, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, kontribusi Abdullah Muhammad bin Musa al Khawarizmi bagi dunia saat ini adalah pengetahuan tentang aljabar atau algoritma yang dipelajari di sekolah menengah, dan mungkin hingga studi lebih lanjut, kita masih dapat mengetahui bahwa itu ada hubungannya dengan matematika. Inilah mengapa dia menyebut Al Khawarizmi bapak aljabar.

Al Ghazali

Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazari atau Imam Ghazari lahir di Thus salah satu kota Khurasan (Persia) dalam penanggalan Hijriah450H/1058 M. Ia adalah pemikir yang mendapat gelar Hujjatul Islam (Bukti Kebenaran Islam) dan Zain Ad-din (Perhiasan Agama). Al-Ghazali kemudian meninggal di kampung halamannya pada tanggal 14 Jumadil akhir 505 M (19 Desember 1111 M). Al-Ghazali pertama kali belajar agama di kota Thus, kemudian dilanjutkan di kota Jurjan, dan terakhir di Naisabur dengan Imam Juwaini

Karya Mankhula Fi'Ilmial-Ushul sebagai intelektual mendominasi berbagai bidang keilmuan. Dia diangkat sebagai dosen di Sekolah Nizamiyah pada usia 25 tahun. 

Kemudian, pada usia 34 tahun, ia diangkat menjadi guru besar Nizamiyah di Baghdad. Nama Imam Al- Ghazali pada saat itu sangat terkenal dalam memberikan materi dan menjelaskan pelajaran, dan yang sangat pandai berdebat dengan hujah-hujah yang jitu dengan pengetahuan dan keterampilannya yang luas.

Al-Ghazali juga membagi manusia menjadi tiga kelompok. Khususnya: Pertama-tama, masyarakat umum memiliki ide yang sangat sederhana. Kedua, orang-orang yang dipilih adalah orang-orang yang antusias dan pemikir yang mendalam. 

Ketiga, kaum ahli debat. Mengenai kebahagiaan, Al-Ghazali berpendapat bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir dari jalan sufi, yang merupakan hasil pengenalan kepada Allah, dan melalui pemikiran tasawufnya, Al-Ghazali mengubah istilah-istilah sulit menjadi kata-kata yang dapat dipahami masyarakat umum. Melalui pendekatan Sufistik, Ghazali mengembalikan Islam keakar dasar dan sejarahnya serta berusaha memasukkan tempat sentiment keagamaan kedalam sistemnya.

Ilmuwan Islam dikenal memiliki pengaruh besar bagi kehidupan dunia hingga saat ini. Tokoh-tokoh yang tulus ini telah menemukan pengetahuan yang sebelumnya tidak ada dan terbukti bermanfaat dan digunakan hingga saat ini. Ilmuwan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk bernalar dengan pikirannya sendiri. 

Kemampuan berpikir dan bernalar itu untuk menemukan berbagai pengetahuan dan pengetahuan baru. Pada masa kebangkitan Islam, banyak orang Barat yang menerima dan melihat para ilmuwan Islam, seolah-olah banyak memberikan kontribusi terhadap bidang ilmu keislaman yang mempengaruhi perkembangan sains modern. 

Semakin banyak, karena para ilmuwan Islam juga dapat membangkitkan ilmu pengetahuan modern, terutama di zaman modern. Seperti beberapa tokoh di atas, ada pula yang disebut sebagai bapak aljabar, kedokteran, filsafat, dll. Sehingga kita dapat belajar di bawah bimbingan para ilmuwan yang sangat berpengaruh dan ilmu yang telah kita pelajari harus selalu diwariskan kepada anak cucu kita.

Disusun oleh Adinnu Muhammad Yaquti Nugraha, Heru Dwi Cahyono, Listriasa Jihad Insani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun