Mohon tunggu...
Listiya Wati
Listiya Wati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya hoby membaca, bacaan yang saya suka tentang artikel pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Layanan BK

6 Agustus 2023   23:32 Diperbarui: 6 Agustus 2023   23:43 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Bimbingnan dan Konseling pada hakekatnya adalah upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai perkembangannya baik yang menyangkut aspek fisik, emosi, sosial, dan moral. Tentu saja untuk bisa mencapai ke empat aspek tersebut, maka peran pelayanan Bimbingan Konseling sangatlah menentukan dalam hal ini. Pelayanan pendidikan yang tepat dan terarah diharapkan mampu memberikan penguatan serta pembentukan sikap dan karakter yang baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa menanamkan sebuah karakter yang positif kepada peserta didik bukanlah hal yang mudah. Karena kita menyadari bahwa setiap dari mereka memiliki karakter, moral, maupun sikap yang berbeda-beda.

          Pada layanan bimbingan dan konseling di sekolah, pendidikan karakter sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru sebab dalam setiap layanan yang diberikan oleh guru BK mengisyaratkan agar dalam perencanaan program Bimbingan Konseling untuk selalu berusaha dalam mengembangkan materi layanan baik yang bersifat pribadi, sosial, belajar dan karir yang diarahkan dalam pembentukan kepribadian serta dapat memandirikan peserta didik atau yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Penguatan Pendidikan Karakter.

          Pendidikan karakter sendiri adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik untuk memberdayakan potensi mereka guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.  Maka disinilah BK berperan aktif dalam proses pencegahan prilaku peserta didik yang menyimpang untuk dapat memberikan bimbingan yang mengarah pada prilaku positif di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal. Tentu saja peran tersebut harus dilaksanakan secara kolaboratif antara stakeholder yang ada yakni bidang kesiswaan, guru,  wali kelas, orang tua, maupun siswa itu sendiri. Agar pembentukan karakter siswa dapat tercapai tujuannya, maka ada beberapa contoh konkrit yang bisa diterapkan di sekolah, diantaranya adalah:

  • Mengajarkan sopan santun.
  • Memberikan tauladan yang baik kepada peserta didik.
  • Menyampaikan pesan moral yang positif di setiap layanan.
  • Menanamkan jiwa kepemimpinan.
  • Karena bagaimanapun juga setiap siswa adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.
  • Menceritakan pengalaman yang menginspirasi.
  • Dengan menyampaikan cerita yang inspiratif maka secara tidak langsung memberikan stimulus berupa open minded (pikiran terbuka) terhadap peserta didik.

Dari beberapa contoh di atas maka jelaslah bahwa peran guru BK tidak hanya sebagai pendidik tetapi sekaligus bertugas sebagai pembimbing, pemberi layanan, serta mengarahkan peserta 

didik ke arah dan tujuan yang lebih baik. Guru BK merupakan tokoh utama yang paling penting dalam membentuk karakter seseorang di masa depan. Disamping itu harus mampu berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai terpuji bagi siswa, memperbaiki prilaku yang buruk menjadi benar dan menjelaskan apa yang harus dan tidak harus dilakukan.

            Secara global pada dasarnya tujuan utama dari pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlaq mulia, bermoral, bertoleransi dan bergotong royong. Maka untuk mencapai tujuan tersebut di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentukan karakter yang bersumber dari agama, pancasila, dan budaya.

Sedangkan nilai-nilai pembentuk karakter tersebut diantaranya meliputi:

1. Kejujuran                                            6. Peduli

2. Toleransi                                             7. Mandiri 

3. Disiplin                                                8. Religius 

4. Kerja keras                                         9. Tanggung jawab

5. Kreatif                                                10. Cinta damai

            Nilai-nilai pembentuk karakter tersebut diatas menunjukkan bahwa proses globalisasi secara terus menerus akan berdampak pada perubahan karakter peserta didik. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada prilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan dan lain sebagainya. Maka dari itu mengapa pendidikan karakter harus diterapkan dalam dunia pendidikan salah satunya adalah untuk memastikan para peserta didik memiliki kepribadian dan karakter yang baik serta tangguh dalam hidupnya maupun dalam bersosialisasi sebagai upaya untuk dapat menghormati dan menghargai orang lain.

            Oleh karena itu pola pembentukan karakter di lingkungan sekolah harus benar-benar maksimal dan berjalan sesuai dengan harapan pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur serta mampu menciptakan toleransi yang tinggi terhadap sesama. Tentunya semua ini bukan pekerjaan yang mudah bagi konseler. Apabila semua itu dapat dilakukan dengan baik maka peserta didik ketika lulus dari bangku sekolah akan menjadi manusia yang mandiri, memiliki ketrampilan, mempunyai rasa empati yang tinggi, serta dapat mengembangkan bakat yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya.

            Tentu ini semua adalah harapan dari semua pihak bagaimana menciptakan generasi-generasi emas di masa yang akan datang agar dapat membawa bangsa ini ke arah kemajuan yang lebih baik lagi sehingga mampu sejajar dengan negara-negara maju lainnya di dunia.

Salam Pendidik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun