Pada jenjang sekolah, anak-anak yang memiliki kesadaran sosial yang kuat dan peka terhadap lingkungan sekitarnya, akan lebih mudah bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, meskipun lingkungannya berubah. Namun anak dapat memilah dan mempertimbangkan jika dia berperilaku seperti ini, bagaimana perasaan orang nantinya, ini akan meminimalisasi terjadinya gangguan dari luar, seperti ketika dodi meninggikan suaranya kepada orang yang lebih tua, hal ini akan menimbulkan gangguan yang membuat dodi ditegur bahkan dimarah.
Mari kita lihat di lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu sekaligus tempat untuk tumbuh dan berkembang, dan tidak jarang di sekolah sering kita temui sikap anak yang memiliki kesadaran sosial yang kuat maupun rendah, dan setiap momen ini akan memberikan contoh-contoh dari tumbuhnya kecerdasar dan kesadaran emosional pada anak- anak, dikarenakan menjalin interaksi dengan orang sekitar.
Cermati cerita singkat ini
Di taman sekolah, ada dua anak yang sedang duduk dengan tenang, dan menikmati waktu istirahat, tidak lama saat mereka duduk disini, ada anak yang menghampiri mereka, kemungkinan ia ingin bergabung dengan menyela obrolan mereka. Terlihat anak itu menggunakan bahasa tubuh yang canggung, dan membuatnya menjadi bahan sorotan di taman.
Apabila kedua anak tersebut tidak memiliki kesadaran sosial yang baik, maka interaksi seperti ini akan diterima, namun ketika keterampilan emosional mereka tidak baik, mungkin tindakan anak yang menyela obrolan tadi akan dianggap tidak sopan dan kasar. Bahkan kemungkinan akan menjauhi anak ketiga tersebut, apabila tidak segera menepis perasaan negatif mereka tadi. Hal ini mungkin saja dapat mengganggu proses belajar anak di kelas nantinya.
Apa saja jenis-jenis kesadaran sosial?
Teori pembelajaran SEL ini di kemukakan oleh Daniel goleman, yang berpendapat bahwa kecerdasar sosial dan emosional meliputi beberapa faktor dari kesadaran sosial diantaranya:
Kesadaran secara emosional berarti keterampilan untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain dan menghargai serta mengontrol suasana hati atau mood kita, karena hal ini dapat mempengaruhi bagaimana tindakat atau perilaku kita terhadap orang sekitar.
Pengaturan diri ini merupakan suatu seni bagaimana cara untuk mengendalikan diri serta respons terhadap emosi yang sedang di rasakan, untuk mengantisipasi dan menghindari reaksi atau tindakan emosional dalam situasi pribadi maupun sosial. Tanggapan Anda terhadap situasi ini tergantung pada kemampuan Anda untuk mengendalikan emosi dan perilaku Anda
- Motivasi
Dorongan atau motivasi mengaitkan dengan pemahaman bagaimana emosional ini untuk belajar dan mencapai tujuan yang diharapkan.
- Adanya rasa hormat
Definisi dari rasa hormat ialah suatu tindakan untuk menghargai emosi, pengaaman, keinginan ,atau hak orang lain atau golongan.
- Mendengarkan secara aktif
Keterampilan mendengar yang aktif akan menunjukkan kita bahwa memperhatikan dan meluangkan waktu untuk memahami yang yang dikatakan orang lain yang berbicara dengan kita.
Lantas, bagaimana kesadaran sosial bisa diajarkan di sekolah?
Langkah pertama yang ahrus dilakukan yakni, memahami EQ atau emotional quotients yang berarti kemampuan seseorang atau anak dalam memahami, mengenali, mengontrol perasaan, baik perasaan diri sendiri ataupun orang lain. Perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki latar belakang EQ yang berbeda-beda, jadi penting untuk mengidentifikasi anak terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah kesadarannya membutuhkan bantuan awal atau lebih banyak dukungan lebih lanjut.
Sejak awal, guru harus mendiskusikan emosi dengan anak di dalam kelas, dan sebisa mungkin penilaian tidak harus dari sikap anak yang dianggap baik maupun buruk.Namun cara ini sebenarnya tidak ada yang salah, hanya saja kurang tepat. Ini berarti penilaian bergantung pada ekspresi emosi, baik luar maupun keadaan anak.