Lima terbaik untuk tingkat dinas secara berurutan adalah Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian.
Penghargaan untuk tingkat kecamatan secara berurutan adalah kecamatan Pasawahan, kecamatan Darangdan, kecamatan Kiarapedes, kecamatan Bojong dan kecamatan Wanayasa.
Menjaga Memori Purwakarta Lewat Kesenian
Dengan durasi kurang lebih 40 menit, penonton dibius dengan gerakan para penari yang selaras dengan iringan musik. Lampu-lampu panggung yang menambah suasana, pun narator yang hadir dalam bentuk video menjadi latar panggung sendratari.
Ya, sendratari ini menceritakan tentang asal usul Purwakarta yang memiliki cerita sejarah yang cukup panjang. Singkatnya, diceritakan bagaimana perpindahan yang mulanya dari Wanayasa lalu ke Sindangkasih yang kemudian menjadi Purwakarta, kedatangan Belanda dan Pendudukan Jepang, ditampilkan pula bagaimana Indonesia mulai merdeka dengan ditampilkannya video arsip tentara Indonesia sampai Purwakarta yang seperti hari ini (video bisa diakses di instagram saya @listhiahr).
Ditampilkan pula sejarah kesenian Jawa Barat seperti dikenalkan sosok Pelopor Seni Tari Sunda, R. Tjetje Somantri, diiringi dengan tarian Merak yang cantik. Pun dihadirkan pula sosok legenda sinden asal Purwakarta, Upit Sarimanah, melalui lagu Bajing Luncat.
Rasa penasaran saya ternyata belum habis sampai keluar dari gedung. Saya masih sempat menghampiri dua penari untuk berfoto dan menanyakan beberapa pertanyaan. Dua penari itu bernama Asrolani dan Anggraini Nur Fatimah yang sama-sama berasal dari Sanggar Lestari di Wanayasa.