Selain protein hewani, MP-ASI menjadi fokus tema HGN kali ini. Mengapa? Karena asupan zat gizi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap risiko stunting terutama pada usia 6-23 bulan.
Di usia tersebut, anak tidak cukup jika hanya diberikan ASI mengingat kebutuhan gizi yang meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang semakin cepat. Jika dalam pemenuhan gizi di masa tersebut tidak mencukupi, dampak yang dapat ditimbulkan adalah risiko stunting yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya atau pendek.
Namun, stunting tidak hanya dilihat dari postur, pun dari sisi lain seperti perkembangan otak yang bisa mengakibatkan kecerdasan anak stunting lebih rendah.
Pemberian MP-ASI berbeda dengan pemberian makan pada orang dewasa. Syarat MP-ASI adalah tepat waktu (diberikan pada usia 6 bulan), adekuat (sesuai usia, jumlah, frekuensi, konsistensi/tekstur, dan variasi) dan kaya protein hewani, aman (higenis), dan diberikan dengan cara yang benar (terjadwal, lingkungan kondusif, porsi kecil, stimulasi makan sendiri dan membersihkan mulut hanya setelah makan selesai).
Selain asupan, pastikan anak datang ke posyandu untuk dipantau pertumbuhan, jika tidak naik bawa ke puskesmas untuk diperiksa.
Hari Gizi Nasional Juga Angkat Pangan Lokal
Pangan lokal juga turut menjadi bagian dari HGN tahun ini. Sederhananya pangan lokal adalah sumber pangan yang biasa dikonsumsi masyarakat lokal seperti singkong, kentang, sagu, dan pisang. Pangan lokal ternyata bisa menjadi solusi bahan MP-ASI yang bergizi tinggi.
Untuk mengedukasi, buku panduan terkait MP-ASI berbahan pangan lokal telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 2023 agar bisa diakses oleh masyarakat. Tidak hanya resep, informasi nilai gizi juga tertera di tiap menu.
Beberapa contoh menu yang disajikan seperti bubur singkong isi ikan dan ayam dengan saus jeruk, nasi tim ayam lele cincang, dan nugget tempe ayam sayuran. Panduan Menu (di sini)
***