Sudah kali ke-64, Sejak Hari Gizi Nasional dirayakan.
Kurang lebih sudah 12 tahun sudah saya menyelami dunia gizi, artinya sudah 12 kali saya sudah ikut merayakan salah satu tanggal penting di bulan Januari. Tepatnya di tanggal 25, yang kemudian dikenal dengan nama Hari Gizi Nasional atau disingkat dengan HGN.
Protein Hewani untuk Cegah Stunting
Seperti tahun-tahun sebelumnya, HGN selalu membawa tema yang berbeda sesuai dengan topik yang sedang hangat. Masih dengan isu stunting, tema HGN ke-64 kali ini mengusung tema lebih spesifik yaitu terkait MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting.
Protein hewani adalah pangan sumber protein yang berasal dari hewan seperti telur, daging, ikan, susu dan olahannya (keju, yogurt). Berbeda dari kacang-kacangan dan olahannya seperti tempean tahu yang berasal dari tumbuhan atau dikenal dengan protein nabati.
Penelitian telah menyebutkan hubungan antara konsumsi protein hewani dengan indikator stunting di mana diketahui konsumsi protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan dibandingkan dengan hanya mengonsumsi satu jenis saja.
Namun sayangnya, berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi telur, daging, susu, dan turunannya termasuk rendah di dunia. Data ini didukung dengan data Susenas 2022 yang menyatakan bahwa konsumsi daging di Indonesia tergolong sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangga atau di Asia Tenggara.
MP-ASI, karena ASI Saja Sudah Tidak Cukup!
MP-ASI atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6 bulan sampai 24 bulan selain ASI.
Selain protein hewani, MP-ASI menjadi fokus tema HGN kali ini. Mengapa? Karena asupan zat gizi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap risiko stunting terutama pada usia 6-23 bulan.
Di usia tersebut, anak tidak cukup jika hanya diberikan ASI mengingat kebutuhan gizi yang meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang semakin cepat. Jika dalam pemenuhan gizi di masa tersebut tidak mencukupi, dampak yang dapat ditimbulkan adalah risiko stunting yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya atau pendek.
Namun, stunting tidak hanya dilihat dari postur, pun dari sisi lain seperti perkembangan otak yang bisa mengakibatkan kecerdasan anak stunting lebih rendah.
Pemberian MP-ASI berbeda dengan pemberian makan pada orang dewasa. Syarat MP-ASI adalah tepat waktu (diberikan pada usia 6 bulan), adekuat (sesuai usia, jumlah, frekuensi, konsistensi/tekstur, dan variasi) dan kaya protein hewani, aman (higenis), dan diberikan dengan cara yang benar (terjadwal, lingkungan kondusif, porsi kecil, stimulasi makan sendiri dan membersihkan mulut hanya setelah makan selesai).
Selain asupan, pastikan anak datang ke posyandu untuk dipantau pertumbuhan, jika tidak naik bawa ke puskesmas untuk diperiksa.
Hari Gizi Nasional Juga Angkat Pangan Lokal
Pangan lokal juga turut menjadi bagian dari HGN tahun ini. Sederhananya pangan lokal adalah sumber pangan yang biasa dikonsumsi masyarakat lokal seperti singkong, kentang, sagu, dan pisang. Pangan lokal ternyata bisa menjadi solusi bahan MP-ASI yang bergizi tinggi.
Untuk mengedukasi, buku panduan terkait MP-ASI berbahan pangan lokal telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 2023 agar bisa diakses oleh masyarakat. Tidak hanya resep, informasi nilai gizi juga tertera di tiap menu.
Beberapa contoh menu yang disajikan seperti bubur singkong isi ikan dan ayam dengan saus jeruk, nasi tim ayam lele cincang, dan nugget tempe ayam sayuran. Panduan Menu (di sini)
***
Kembali mengulur waktu ke belakang, sebelum masuk gizi, mana saya tahu bahwa ternyata ilmu yang saya pelajari sampai hari ini sepenting itu sampai harus diperingati. Ketika saya tahu, saya tentu jadi makin bangga dan merasa tidak salah memilih jalan yang saya tempuh sejauh ini.
Selamat Hari Gizi Nasional ke-64, saya ucapkan untuk sejawat yang membidangi gizi dan kepada semua saja!
Karena sejatinya, selama kita hidup, kita makan, kita perlu yang bergizi.
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H