Selamat berulang tahun, kamu!
Yang istimewa akan selalu saya ceritakan, seperti kamu yang hari ini genap berusia 78. Adalah Kereta Api Indonesia.
Semenjak merantau di beda provinsi, ternyata hubungan saya dengan kamu jadi tak terpisahkan. Sebab saya lebih memilih bersama kamu ketika harus kembali dari rumah menuju rantau, walau sebenarnya bertemu kamupun tak mudah.
Saya butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai di tempatmu singgah. Akan tetapi itu tidak masalah, karena lebih baik ketimbang pengalaman dengan transportasi yang sudah-sudah (bukan kereta).
Selambatnya tiga bulan sekali, saya dan kamu akan saling bercerita, atau saya saja?
Sekilas Sejarah Perkertaapian
Mengapa tanggal ini menjadi hari spesialmu? Itu adalah bagian dari sejarah Indonesia. Dikutip dari https://heritage.kai.id/, mengatakan bahwa setelah kemerdekaan, puncaknya di tanggal 28 september 2023 dilakukan pengambilan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Momentum tersebut yang akhirnya menjadi peringatan Hari Kereta Api Indonesia sampai hari ini.
Selain itu, mengingat sejarah perkeretaapian juga selalu membuat saya teringat ramalan Jayabaya, di mana kelak akan ada masa "Jawa Berkalung Besi", yang dapat diartikan sebagai rel kereta dan adanya moda kereta api. Hmm, ada benarnya.
Hari ini, kereta api menjadi salah satu andalan transportasi khususnya di pulau Jawa. Apalagi baru saja terlahir proyek kereta cepat yang bisa mengantarkan dari Jakarta-Bandung dengan maksimum kecepatan mencapai 350km/jam. Sbelumnya ada juga kereta panoramic yang menjadi wishlist saya. Oya, dan bahkan tidak hanya ada di pulau Jawa, kereta api juga sudah ada di pulau lainnya.
Pahit Manis Bersamamu
Cerita saya dan kamu tidak hanya baru terjadi. Sudah sedari bertahun yang lalu. Ceritanya pun tidak selamanya indah. Yang teringat justru yang membuat saya menangis di stasiun. Ini bukan tentang seseorang yang meninggalkan saya, melainkan kamu sendiri, kereta. Saya yang salah.
Ya, itu sudah lewat. Namun kenangan tetap awet. Dulu air mata yang keluar, sekarang justru tawanya. Bisa-bisanya hal itu menimpa saya. Atau memang harus terjadi agar cerita bersamamu makin seru? Anggap saja begitu.
Tahun telah berlalu, cerita denganmu tidak berhenti di situ. Pahit sudah, manis yang kini tercipta. Baru saja terjadi.
15 September 2023 akan saya kenang bahwa kamu pernah menjadi saksi cerita yang menyenangkan. Katamu dikomentarpun demikian, "what a sweet moment!"
Singkat cerita hari itu saya memang sudah merencanakan untuk membuat kejutan bertemu kedua orang tua saya yang sedang menaiki kereta dari Semarang. Sama-sama ingin menuju Bandung, kamu akan melewati kota di mana saya berada, Purwakarta.
Agar ceritanya tidak biasa, saya berbohong menaiki travel saja. Saya ingin tahu apakah rencana saya bisa bekerja atau sia-sia?
Hampir yang sia-sia, karena datang pada waktu yang nyaris ditinggal. Beruntung kejadian pahit itu tak lagi terulang. Sekitar 15 menit sebelum keberangkatan, saya sudah menunggumu menjemput.
Kamu datang, saya mulai eksekusi. Percobaan pertama gagal, karena saya tidak menemukan mereka (orangtua) saya di tempat duduk yang seharusnya mereka duduki. "Apakah mereka salah atau saya?"
Ah, rupanya mereka ada tetapi di lokasi lain, restorasi. Mungkin ini memang rencana kamu yang menyembunyikan mereka agar menjadi berhasil?
Mungkin saya yang terlalu meromantisasi kamu, tapi biar saja karena itu saya yang mau. Terima kasih sudah ada dan membuat cerita bersama. Selamat bertambah usia, jangan bosan bila saya nanti masih membawamu menjadi bagian cerita.
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H