Cerita saya dan kamu tidak hanya baru terjadi. Sudah sedari bertahun yang lalu. Ceritanya pun tidak selamanya indah. Yang teringat justru yang membuat saya menangis di stasiun. Ini bukan tentang seseorang yang meninggalkan saya, melainkan kamu sendiri, kereta. Saya yang salah.
Ya, itu sudah lewat. Namun kenangan tetap awet. Dulu air mata yang keluar, sekarang justru tawanya. Bisa-bisanya hal itu menimpa saya. Atau memang harus terjadi agar cerita bersamamu makin seru? Anggap saja begitu.
Tahun telah berlalu, cerita denganmu tidak berhenti di situ. Pahit sudah, manis yang kini tercipta. Baru saja terjadi.
15 September 2023 akan saya kenang bahwa kamu pernah menjadi saksi cerita yang menyenangkan. Katamu dikomentarpun demikian, "what a sweet moment!"
Singkat cerita hari itu saya memang sudah merencanakan untuk membuat kejutan bertemu kedua orang tua saya yang sedang menaiki kereta dari Semarang. Sama-sama ingin menuju Bandung, kamu akan melewati kota di mana saya berada, Purwakarta.
Agar ceritanya tidak biasa, saya berbohong menaiki travel saja. Saya ingin tahu apakah rencana saya bisa bekerja atau sia-sia?
Hampir yang sia-sia, karena datang pada waktu yang nyaris ditinggal. Beruntung kejadian pahit itu tak lagi terulang. Sekitar 15 menit sebelum keberangkatan, saya sudah menunggumu menjemput.
Kamu datang, saya mulai eksekusi. Percobaan pertama gagal, karena saya tidak menemukan mereka (orangtua) saya di tempat duduk yang seharusnya mereka duduki. "Apakah mereka salah atau saya?"
Ah, rupanya mereka ada tetapi di lokasi lain, restorasi. Mungkin ini memang rencana kamu yang menyembunyikan mereka agar menjadi berhasil?
Mungkin saya yang terlalu meromantisasi kamu, tapi biar saja karena itu saya yang mau. Terima kasih sudah ada dan membuat cerita bersama. Selamat bertambah usia, jangan bosan bila saya nanti masih membawamu menjadi bagian cerita.
Salam,