Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Skenario Mudik, dari Bis sampai Mobil Pribadi

24 April 2022   12:07 Diperbarui: 25 April 2022   11:15 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://unsplash.com/@ashtreeimages

Mudik telah tiba, mudik telah tiba, hore hore hore 

Horeeeeeeeeeeeeeeeeeey!

Momen yang ditunggu akhirnya datang lagi. Yang kali ini tidak perlu sembunyi-sembunyi, karena terang-terangan pemerintah kini telah memperbolehkan walau dengan asal. Mudik!

Sebagai seorang perantau, kabar bisa mudik tentu membahagiakan. Apalagi setahun belakangan, saya jadi punya dua tempat yang jadi tempat kembali. Bukan, bukan ke rumah mertua. Smoga tahun depan sudah ada ya. Aamiin. HAHA.

Hari ini saya mudik ke rumah orang tua di Jawa tengah, lalu ke rumah nenek di Jawa Barat. Dari titik awal saya yang sebenarnya sudah di Jawa barat. Lhaa kok? Ya, begitulah bestie, rute yang saya akan datangi dulu adalah tempat di mana saya tinggal lebih lama ketimbang kampung halaman sebenarnya, ke Temanggung lalu baru ke Tasikmalaya.

Dengan skenario mudik yang kini lebih kompleks, saya akan berbagi sedikit cerita serta tips bagaimana menyukseskan mudik yang sudah sering saya lalui.

Skenario Mudik Purwakarta-Temanggung: Tips Mudik dengan Bis

Tepat besok senin, saya akan mulai melakukan ibadah mudik. Mudik yang saya lakukan sendiri saja dengan menggunakan angkutan umum atau bis.

Karena tidak sefleksibel dengan kendaraan pribadi, mudik dengan bis perlu memperhatikan beberapa hal. Apa saja?

  • Tiket

Poin pertama adalah tiket. Meski tidak mudik lebaran, saya selalu berusaha membeli tiket terlebih dahulu di H-1 atau tidak pernah beli dadakan seperti tahu bulat. Alasannya agar ketika saya datang ke agen bis, saya sudah pasti mendapatkan tempat duduk.

Apalagi di jelang Ramadan, di mana orang-orang berjamaah untuk mudik, saya membeli tiket dari jauh-jauh hari. Sudah sejak dari awal bulan!

Selain untuk mendapatkan kepastian tepat duduk, saya juga mendapatkan kepastian harga. Tahu sendiri momen lebaran membuat harga tiket melambung jauh terbang tinggi. Tiket saya pun bernasib demikian. Walau sudah dibeli dari H-sekian minggu, sudah naik lebih dari 50%. Duh!

  • Barang Bawaan

Saya tipe orang yang cukup bawa satu tas.

Sudah sering saya dikira bukan mau mudik, lebih terlihat seorang yang mau pulang ke rumah yang kebetulan berada di sekitar lokasi agen bis.

Walau sering dikomen harus bawa ini itu seperti oleh-oleh, saya jarang melakukannya. Bukan tidak ingat dengan orang rumah, hanya saja saya tidak suka meribetkan diri sendiri. Terlebih saya sadar diri, barang bawaan yang banyak akan membuat saya terlihat kepayahan di mata orang lain. Sstt, saya lebih memilih memanfaatkan jasa kurir saja. HEHE.

Ya, meski tidak semua seperti golongan saya. Masih banyak juga orang-orang yang membawa barang bawaan selayaknya orang mudik. Jadi kembali lagi ke pribadi masing-masing. Yang perlu diingat adalah pastikan barang bawaan yang dibawa tidak ketinggalan apalagi sampai hilang karena lolos dari pemantauan.

Skenario Mudik Temanggung-Tasikmalaya: Tips Mudik dengan Mobil Pribadi

Setelah sampai di Temanggung, tujuan berikutnya saya akan Mudik ke Jawa Barat, Tasikmalaya.

Kali ini dengan mobil pribadi, dan Bapak berada di belakang kendali kemudi. Sebelum ada mobil, saya sudah biasa menaiki bis dengan membawa bawaan yang heboh. Kok itu mau? Ya, karena saya tidak sendiri tetapi dengan Bapak Ibu juga kakak dan adik. Rame-rame!

Berbeda dengan menaiki bis, berikut beberapa hal yang biasa saya perhatikan ketika mudik dengan mobil pribadi.

  • Kondisi mobil

Yang pertama dan utama adalah sarana transportasinya. Mobil.

Dengan menempuh jarak ratusan kilometer, kondisi mobil jadi hal penting. Saya tidak terlalu paham bagaimana detailnya. Yang saya tahu, biasanya sebelum kami mudik, Bapak selalu menyervis mobilnya terlebih dahulu.  

  • Jam Keberangkatan

Keuntungan menaiki mobil pribadi adalah jam berangkat yang fleksibel.

Biasanya kami menghabiskan waktu 8 jam untuk sampai ke tujuan mudik. Di suasana yang masih puasa, saya justru tidak biasa untuk berangkat malam atau di waktu setelah berbuka. Sebaliknya, saya lebih sering berangkat setelah sahur.

Alhamdulillah, puasa tidak jadi halangan meski bisa saja kami tidak berpuasa karena termasuk golongan musafir.

Begitulah sedikit cerita tentang skenario mudik yang akan saya lalui. Mudah-mudahan bagi semua yang menjalankan mudik diberikan kelancaran dan keselamatan.

Selamat membalas rindu dengan bertemu. Mari berkemas-kemas~~~

Salam,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun