Padahal prinsip menurunkan berat badan itu sederhana. Walau kenyataannya tidak sederhana karena perlu niat yang sungguh-sungguh.
Kunci menurunkan berat badan adalah dengan melakukan defisit kalori/pengurangan kalori yang bisa kamu atur melalui makan yang diasup dan aktivitas fisik yang dilakukan.
Jadi akan sia-sia, jika kamu menggunakan produk pelangsing tetapi pola makan masih tidak mau diatur dan aktivitas fisik yang masih saja lebih banyak rebahan dan mageran.
Turunin Berat Badan vs Naikin Berat Badan
Beberapa waktu yang lalu, survei kecil-kecilan pernah saya lakukan di Instagram saya. Survei mengenai tujuan mereka terkait berat badan yang ingin dicapai. Apakah menjadi tim turun berat badan atau naik berat badan.
Di awal, saya sempat memantau pergerakan survei tersebut. Saya pikir akan didominasi yang ingin menaikan berat badan, tetapi ternyata saya salah menduga.
Di akhir survei, ternyata hasilnya sebaliknya. Sebanyak 67 persen teman-teman saya di Instagram menjadi tim untuk menurunkan berat badan dan sisanya yaitu 33 persen menjadi tim menaikkan berat badan. Menarik, ya? Survei ini diikuti lebih dari 100 akun, lho.
Karena ini hanya soal survei sederhana, tidak ada data pendukung apakah sebenarnya status gizi mereka bisa dikatakan berlebih lalu ingin menurunkan berat badan dan sebaliknya. Sangat mungkin jika yang terjadi mereka sebenarnya berstatus gizi normal atau bahkan kurang, namun merasa sudah kelebihan.
Terlepas dari itu, dari fakta obesitas yang ada saat ini, ditambah dengan fenomena produk pelangsing yang makin menjamur, sudah seharusnya kita harus makin kritis.
Mendapat tubuh ideal dengan cepat memang berita yang menyenangkan. Akan tetapi, coba dipikir lagi apakah memang semagis itu? Kok bisa? Bagaimana prosesnya? Ada tidak dampak yang bisa ditimbulkan ke depannya?
Jangan-jangan yang selama ini diincar bukan kesehatanmu, tetapi isi dompetmu. #eh