Apakah saya terganggu?
Hmm, biasa saja. Malahan saya fokus dengan cara mereka membangunkan saya -juga yang lain. Dengan menggunakan alat yang dapat mengeluarkan bunyi (yang entah ada apa saja) diiringi kata-kata untuk segera bangun sahur, kombinasi keduanya memang menjadi racikan alarm yang bisa diandalkan.
Apalagi dengan musik iringan yang saya pikir seperti ada rasa "koplo"nya, sepertinya bukan hanya bisa membangunkan orang tidur, pun bisa membuat mereka auto goyang.
Saya sempat merekamnya waktu itu, lalu saya unggah menjadi status whatsapp. Responnya ternyata seperti yang saya rasa.
Rata-rata meresponnya dengan balasan,"Rame bangettttt!"
Cara membangunkan sahur semacam ini memang bukan kali pertama saya temui. Di rumah pun ada, hanya saja sedikit ada perbedaan genre. Sepertinya di sini lebih ada variasinya dan dari suaranya saja sudah bisa dibayangkan betapa hebohnya mereka.
Terima kasih sudah bangun lebih dulu untuk membangunkan orang-orang melakukan sahurnya. Saya membaca niat baik dari hebohnya suara-suara itu. Untuk anak kosan seperti saya, alarm semacam ini sangat membantu.
Kalau dipikir-pikir, suara-suara membangunkan sahur semacam ini memang sudah menjadi bagian yang ditunggu saat Ramadan dan saya menikmatinya sebagai budaya sahur keliling yang ngangeni.
Salam,
Listhia H. Rahman
*ngangeni: membuat kangen