Ke mana langkahku pergi, slalu ada kompasianer~~
Apakah kamu membacanya dengan nada lagu "Untukku" yang dinyanyikan oleh Alm. Chrisye? Ah, iya saya mengganti liriknya di bagian ujung. Bukan "bayangmu", melainkan kompasianer alias para penghuni rumah kompasiana.
Sebab ini bukan sekadar lagu, tapi kenyataannya memang begitu yang saya alami.
Dari Kota Satu ke Kota yang Lain
Tiap pertemuan itu ajaib. Saya percaya itu.
Apalagi semenjak saya bergabung di Kompasiana, tidak terhitung sudah berapa banyak pertemuan diciptakan, baik yang masih maya pun yang sudah benar-benar bertemu di dunia nyata.
Pertemuan yang membuat saya selalu bersyukur bahwa kompasiana memang rumah yang tepat. Rumah yang tidak pernah saya sesali untuk saya tinggali sampai sekarang.
Berkat kompasiana dan pertemuan yang terjadi di dalamnya pula saya tidak merasa khawatir ketika harus singgah atau tinggal (yang seringnya memang berjangka waktu) ke tempat yang saya tidak bayangkan sebelumnya. Tempat baru, kota di luar tempat saya tinggal.
Sewaktu saya kuliah di Semarang, saya senang karena berkesempatan untuk bertemu dengan teman-teman kompasianer di sekitar itu. Teman-teman yang tidak lagi memandang usia, tetapi terasa dekat berkat sama-sama menulis di kompasiana.
Pun di Jogja. Saya senang ketika saya dianggap ada diantara teman-teman kompasiana Jogja. Ya, meski saya sadari bahwa keberadaan saya tidak terlalu banyak hadir (atau bahkan memang jarang ikut terlibat waktu itu), tetapi saya masih dibukakan pintu untuk bergabung. Nuwun~~
Kota Selanjutnya Membuat Saya Bertemu Warga Kota
Setelah Semarang, Jogja, rupanya tahun ini saya harus mengemasi barang-barang untuk berpindah ke tempat baru.
Benar-benar baru dan tidak pernah saya bayangkan akan berada di sini. Sebuah kota dekat Bandung dan Jakarta, yang namanya sekilas mirip nama sebuah kota di Jawa Tengah, Purwakarta.
Ternyata "arah angin" membawa saya ke kota yang memiliki branding yang sama dengan Jogja, istimewa. Saya pikir sebuah kota memang selalu istimewa bagi siapapun penghuninya. Jadi sah saja.
Tidak jauh berbeda dengan kota sebelumnya, di kota ini pun saya bertemu dengan teman-teman satu rumah bernama kompasiana. Teman-teman yang menyebut "gang" mereka sebagai Warga Kota.
Komunitas yang baru berusia setahun namun sudah masuk peringkat lima besar itu, lho. Ah, sebuah kehormatan bagi saya, tentu.
Saya memanggilnya dengan Teh Mira, pemilik akun Mira Miew. Kompasianer yang sudah saya repotkan bahkan sebelum saya menginjakkan kaki di kota ini. Teh Mira yang menghubungi saya untuk dibantu mencarikan tempat tinggal.
Teh Mira pula yang akhirnya menjadi kompasianer pertama yang saya temui langsung di sini. Yang baru pertama tapi sudah mengajak saya ke mana-mana. Senangnya~~
Kami yang bertemu di perpustakan milik Teh Ina sendiri. Perpustakan yang adem meski berada di tengah kota. Nuhun, ya teh
Banyak obrolan yang terjadi di pertemuan pertama kali. Ya, walau saya kebanyakan mendengar cerita mereka sih. Hehehe.
Obrolan tidak jauh dari pembahasan kompasiana, yang membuat saya lupa bahwa kami baru sama-sama bertemu. Rasanya sudah dekat saja.
Pertemuan belum selesai. Masih ada pertemuan lain yang diciptakan di hari minggu ini. Pertemuan dengan Kang Ofi, pemilik akun Ofi Soyfan Gumelar dan Soni, pemilik akun Soni Herdiansyah.
Pertemuan kami yang disaksikan mangkok -mangkok bakso.
Terima kasih kepada teman-teman kompasiana Purwakarta, WargaKota. Saya senang sekali bisa bertemu dengan kalian semua. Mudah-mudahan akan lahir pertemuan yang lain, ya.
Gara-gara kompasiana, tak nulis maka tak kenal~
Alhamdulillah menulis jadi kita bisa kenal deh. Asheekkk~
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H