Januari baru berlalu 10 hari dan saya kehilanganmu.
Ah, tidak saya tidak akan pernah kehilangan kenangan bersamamu, Prof. Meski sekitar empat tahunan kita tidak lagi bersua di dunia nyata, setidaknya di dunia maya ada sapa yang selalu sama-sama kita ciptakan.
Entah Profesor yang memulai, atau kebanyakan saya.
Tidak ada pertemuan tanpa makna, itulah definisi yang saya ingin katakan untuk pertemuan kita, Prof. Selalu ada cerita bahkan sejak kita belum saling bertemu.
Saya yang sok-sokan menyapamu di media sosial. Padahal bukan mahasiswa yang benar-benar mendapatkan kuliahmu. Ingat prof? Saya yang nekat datang untuk memperkenalkan diri.
Baca Juga: Selamat Ulang Tahun, Profesor Multitalenta
Terima kasih.
Sudah mengesankan sejak saya tahu namamu. Guru Besar Fakultas Kedokteraan Universitas Diponegoro yang juga mahir menari, menyanyi, serba bisa. Idola saya, juga banyak mahasiswa.
Tak heran jika tanpa bertemu pun, sudah mampu membuat orang terkagum-kagum. Seperti saya.
Berkat Prof. Edi...
Saya jadi semangat belajar menari meski setinggi apapun pendidikan saya nanti, juga usia. Saya belajar untuk seimbang, belajar tidak hanya mengejar ilmu pengetahuan tapi juga tak melupakan kesenian.
Semangatmu, Prof, saya iri.