Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Senyum di Balik Masker?

25 Agustus 2020   22:15 Diperbarui: 25 Agustus 2020   22:20 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngapain senyum sih, kan pakai masker?

Salah satu upaya untuk menekan penyebaran virus korona adalah dengan menggunakan masker. Bahkan pemerintah pun tidak henti-hentinya mengkampanyekan gerakan 3M, dimana memakai masker jadi salah satunya. Sedang sisa lainnya adalah mencuci tangan dan menjaga jarak.

Ya, memakai masker memang menjadi sepenting itu.

Kabar baiknya, seperti dikutip dari covid19.go.id mengatakan bahwa survei kepedulian dari BPS menunjukkan terdapat 80 persen masyarakat sudah disiplin menggunakan masker dan sisanya masih belum menggunakan masker sesuai dengan peraturan yang dibuat. 

Terlepas dari itu, penggunaan masker ternyata juga turut membuat kita harus menyembunyikan cara komunikasi tanpa kata-kata. Lewat ekspresi. 

Masker pelindung yang hampir menutup setengah wajah kita karena menutup area hidung, mulut dan dagu, rupanya menjadi tantangan kita untuk menunjukkan ekspresi hari ini. 

Ekspersi wajah yang sering menjadi bahasa pendukung kita untuk mengungkapkan perasaan. Bahasa non-verbal yang kadang tidak disadari dan justru banyak menunjukkan keadaan kita. Ya, walau tak jarang dipalsukan untuk terlihat baik-baik saja. Ekspresi senyum, misalnya.

Lalu apakah senyum di balik masker itu tidak perlu lagi?

Tersenyum Tidak Ada Salahnya, Kok.

Salah satu ekspresi wajah yang punya banyak makna adalah senyum. Mulai dari senyum tulus, senyum palsu, senyum menyindir dan senyuman si dia yang susah kamu lupakan. #eh

Namanya otot zygomaticus major. Salah satu otot yang berperan membentuk ekspresi wajah kita. Otot yang membentang dari tulang pipi sampai ke sudut mulut.

Otot yang menyebabkan sudut mulut seorang terangkat saat tersenyum. Otot yang variasinya bisa menyebabkan terbentuknya lesung pipi. Itulah kenapa tidak semua jadi punya, karena ada yang beda.

Masalahnya apakah benar-benar masker membuat kita tidak senyum lagi? 

Memang bibir yang tersenyum tidak terlihat, tapi lewat mata kita bisa melakukannya, lho. 

Kita tetap bisa mengetahui ekspresi seseorang dibalik masker dari bantuan kontak mata atau perubahan alisnya.  

Tidak hanya itu saja. Suara seseorang yang tersenyum juga akan terdengar lebih ringan. 

Kalau dalam dunia sulih suara (voice over) namanya smiling voice. Tersenyum saat berbicara akan membuatmu terlihat ramah meski terhalang masker sekalipun. Kalau tidak percaya, coba saja rekam suaramu saat berbicara tanpa ekspresi dengan berbicara sambil tersenyum. Beda banget.

Oya, jika biasanya kita cukup tersenyum untuk menyapa seseorang terutama pada orang yang sudah dikenali, dalam beberapa kondisi mungkin  kita bisa menambahkan lambaian tangan sebagai tanda menyapa. Jadi, pastikan tidak salah orang deh!  

Walau tidak dapat membagi senyum kepada orang lain, tidak ada salahnya tersenyum untuk diri kita sendiri. Karena itu tetap bekerja untuk otak kita, yang akan merasakan ikut bahagia. Coba saja.

Intinya, maksimalkan kontak mata dan suaramu untuk menunjukkan ekspresi senyum, sambil diingat untuk tetap menjaga jarak dan pakai maskernya.

Atau beli saja masker bermotif senyum yang sudah banyak dijual, ya? 

Dah jangan cemberut lagi~

Salam,

Listhia H. Rahman

Habis baca: time.com, nytimes.com, today.com, futurity.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun