Otot yang menyebabkan sudut mulut seorang terangkat saat tersenyum. Otot yang variasinya bisa menyebabkan terbentuknya lesung pipi. Itulah kenapa tidak semua jadi punya, karena ada yang beda.
Masalahnya apakah benar-benar masker membuat kita tidak senyum lagi?
Memang bibir yang tersenyum tidak terlihat, tapi lewat mata kita bisa melakukannya, lho.
Kita tetap bisa mengetahui ekspresi seseorang dibalik masker dari bantuan kontak mata atau perubahan alisnya.
Tidak hanya itu saja. Suara seseorang yang tersenyum juga akan terdengar lebih ringan.
Kalau dalam dunia sulih suara (voice over) namanya smiling voice. Tersenyum saat berbicara akan membuatmu terlihat ramah meski terhalang masker sekalipun. Kalau tidak percaya, coba saja rekam suaramu saat berbicara tanpa ekspresi dengan berbicara sambil tersenyum. Beda banget.
Oya, jika biasanya kita cukup tersenyum untuk menyapa seseorang terutama pada orang yang sudah dikenali, dalam beberapa kondisi mungkin kita bisa menambahkan lambaian tangan sebagai tanda menyapa. Jadi, pastikan tidak salah orang deh!
Walau tidak dapat membagi senyum kepada orang lain, tidak ada salahnya tersenyum untuk diri kita sendiri. Karena itu tetap bekerja untuk otak kita, yang akan merasakan ikut bahagia. Coba saja.
Intinya, maksimalkan kontak mata dan suaramu untuk menunjukkan ekspresi senyum, sambil diingat untuk tetap menjaga jarak dan pakai maskernya.
Atau beli saja masker bermotif senyum yang sudah banyak dijual, ya?
Dah jangan cemberut lagi~