Dengan konsep siapa cepat dia dapat dan pembelian yang dibatasi minimal dua (bahkan pernah suatu hari hanya diperbolehkan satu item saja), menjadi cara yang mereka tawarkan. Untuk itulah, kakak sampai memberi taktik agar berhasil mendapatkannya. Berbelanja saja harus pakai strategi, ges~~
Lima belas menit sebelum waktu penjualan tiba biasanya saya sudah diingatkan kakak untuk bersiap. Karena jika berebut di waktu yang tepat waktu banyak gagalnya. Paling sering adalah kehabisan waktu akses lalu tiba-tiba sudah habis saja. Secepat itu.
Ya, sudah ancang-ancang dari beberapa menit sebelum waktu "berperang" pun masih sering kali tidak berhasil mendapatkannya. Benar-benar nampak seperti peperangan yang sengit. HAHA.
Oya, saking sudah terkenal akan perebutannya, suatu hari saya pernah mengunggah produk yang berhasil saya dapatkan di medsos. Responya beberapa teman berkomentar "kok bisa?" atau "gimana caranya?" Saking sesusah itu, nampaknya berita keberhasilan mendapatkan barang tersebut seperti sebuah prestasi.
Ya, sampai segitunya.
Dua Kabar: Antara Lakukan dan Jangan Mudah Tergoda
Bagi pelaku bisnis, tentu adanya dampak dari kelangkaan yang diciptakan menjadi kabar bahagia. Karena dengan langkah tersebut mereka mampu mendongkrak pemasaran dan justru akan merugi jika melewatkan momennya.
Namun bagi konsumen ada baiknya kita mulai bijak membeli sesuatu. Jangan sampai logika kita terbajak karena pengaruh emosi yang diciptakan pebisnis. Kita yang tidak boleh kalah cerdas. Ingat kebutuhan jangan hanya keinginan.
Di era yang serba digital, yang turut mengubah cara berbelanja kita dengan sistem daring, ternyata memang penuh tantangan. Bagi pelaku bisnis, mereka harus pandai membuat taktik jitu untuk memikat pembeli. Sedangkan di sisi konsumen, mereka harus lebih jeli dalam berperang membeli suatu barang.
Jadi, jangan lupa pikir dulu bagi semuanya saja~
Setelah tahu adanya strategi semacam ini kakak saya sepertinya sudah tobat mengajak saya berebut. Ya, mudah-mudahan. HAHA.