Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Siraman Rohani] 10 Hari Terakhir Ramadan yang Selalu Dinanti

17 Mei 2020   22:18 Diperbarui: 17 Mei 2020   22:29 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://www.freepik.com/

Sudah siap?

Mendengar kata siraman rohani, ingatan saya malah terbang di masa-masa sekolah dasar. Kala itu setiap hari jumat, kami yang menggunakan baju muslim berkumpul di halaman sekolah sambil mendengarkan ibu/bapak guru ceramah.

Lalu saya berandai-andai, beginilah kurang lebihnya jika hari ini saya harus mengisi siraman rohani dihadapan kalian melalui tulisan.

***

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kita bisa berkumpul bersama di rumah masing-masing. Semoga di tengah wabah ini kita selalu dalam keadaan sehat wal afiat, selalu berada di bawah perlindunganNya.

Tidak lupa pula selawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan Nabi Kita, Muhammad SAW, yang kita selalu harapkan syafaatnya di hari akhir.

Aamiin, Aamiin ya rabbal'alamin.

Teman-teman online yang saya cintai,

Sudah 24 hari sudah kita berpuasa. Tidak terasa kita sudah berada di 10 hari terakhir bulan yang kita cinta, bulan Ramadan. Hari-hari yang banyak dirindukan dan dinanti kedatangannya karena menghadirkan banyak keberkahan. Hari-hari di mana ada satu malam penuh kemuliaan yang disebut dengan Lailatul Qadar.

Seperti dalam sebuah hadis dikatakan dari Asiyah radhiallahunha, Rasullullah Shallallahulaihi Wasalam bersabda: "Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan."

Malam yang begitu istimewa sampai-sampai digambarkan sebagai malam yang lebih dari seribu bulan. 

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril" [QS. Al-Qadr: 3-4].

Teman-teman online yang saya doakan selalu berbahagia,

Memang bulan Ramadan tahun ini harus kita hadapi dengan berbeda. Di mana kita diimbau untuk beribadah di rumah saja. Adanya pandemi corona mengubah kebiasaan kita yang padahal sudah dinantikan untuk dilakukan. Seperti meramaikan masjid dengan salat tarawih dan witir berjamaahnya dan juga kultum-kultum (kuliah tujuh menit) yang menjadi penyejuk rohani.

Termasuk pula dalam menjalankan amalan-amalan di 10 hari bulan terakhir Ramadan ini, yang bukan berarti kita tidak bisa melakukannya tetapi caranya saja yang jadi berbeda.

Seperti amalan berdiam diri di masjid atau iktikaf untuk mendekatkan diri kepada Ilahi di sepuluh terakhir Ramadan ini. Di masa pandemi yang membuat kita tidak ke masjid dulu bukan berarti lalu menjadikannya tiada sama sekali. Dari rumah kita bisa kita melakukan hal yang sama. Rumah yang sementara ini menggantikan masjid kita dulu.

"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud." (QS. Al Baqarah ayat 125).

Selanjutnya amalan lain yang bisa tetap dilakukan di rumah adalah dengan membaca Alquran atau tadarus. Bulan Ramadan terlebih di malam-malam 10 hari terakhir adalah waktu kita untuk memperbanyak bacaannya.

Abdullah ibn Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf," (HR. At-Tirmidzi).

Amalan berikutnya yang cukup di rumah saja adalah dengan memperbanyak berdoa. Terlebih di situasi yang ingin lekas terlewati seperti sekarang ini. Tempat ibadah kita saja yang menjadi sepi akan tetapi doa-doa harus tetap ramai dipanjatkan. Kita tetap bisa bermunajat dari rumah. Memohon tak hanya untuk mendapat berkah, pun  ampunan serta keselamatan semesta beserta isinya.

Ya, di malam-malam terakhir bulan Ramadan dengan keistimewaan yang diberikannya, mari sama-sama kita manfaatkan sebagai momen yang tepat memperbanyak doa-doa baik.

Lalu pertanyaannya, kapan sebenarnya malam istimewa itu datang?

Tidak ada yang tahu pasti kapan malam penuh kemuliaan itu benar-benar tepat datang. Namun dari beberapa dalil kemungkinan malam itu terjadi pada malam-malam ganjil, yang kemungkinan dapat berbeda-beda pula. Seperti bisa jadi tahun ini terjadi pada malam ke-21, tetapi di tahun berikutnya ke-25 atau ke-27, dan tahunnya lagi bisa berbeda lagi. 

Wallahu a'lam. (Dan) Allahlah Yang lebih mengetahui.

Memang kita tidak tahu pasti kapan datangnya malam itu. Akan tetapi malam itu bisa ditanda-tandai sebagai berikut.

"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadr, "Malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin, matahari terbit di pagi harinya dengan cahaya kemerah-merahan (tidak terik)"

Untuk itulah tugas kita sebagai hamba yang percaya padaNya hanya perlu meyakini dan menyiapkan ibadah dengan sebaik-baiknya.

Teman-teman online yang saya sayangi,

Mari sama-sama kita mengisi sepuluh hari terakhir ini dengan amalan-amalan ibadah terbaik kita. Kabar baiknya, Allah juga tidak pilih kasih. Seperti bagi perempuan yang harus bertemu tamu bulanan (haid) di waktu sepuluh hari terakhir yang tidak bisa menjalankan beberapa amalan-amalan itu.

Adanya tamu bulanan membuat kita (perempuan yang sedang haid) untuk tidak dulu salat, puasa dan menyentuh mushaf Alquran. Namun mereka tidak dilarang untuk melakukan amalan lain seperti dengan bersedekah, turut membantu mempersiapkan ibadah puasa (membangunkan sahur, menyiapkan buka puasa), serta ikut berdoa dan berzikir.

Jadi jangan merasa menjadi orang yang tidak beruntung. Sebab keberkahan malam Lailatul Qadr bisa sama-sama kita dapatkan asal kita sama-sama mencarinya.

Akhir kata, terima kasih atas perhatian teman-teman online semua. Mohon dimaafkan jika ada salah-salah kata. Karena kesalahan datangnya dari saya dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. 

Semoga apa yang saya sampaikan bisa diambil manfaatnya dan mudah-mudahan kita menjadi orang yang beruntung menemui Lailatul Qadar.

Aamiin

Wasalamalmualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun