Saya yang waktu itu terlalu sibuk menjadi penitipan kerudung dadakan, sampai-sampai salah satu santriwati saya lepas dari pandangan.
Sasya yang saya lupa untuk menggulung lengan tangan dan kakinya, datang menghampiri saya dengan kondisi hampir basah semua. Seperti mandi. Bahkan rambutnya nyaris seperti orang keramas.
Sasya dengan wajah tanpa berdosanya lalu berkata, "Mbakk, aku bisa wudu sendiri."
Disitu saya cuma bisa ngebatin, "waddduuuhhh paling serius."
Beruntung rumah Sasya tidak terlalu jauh dari Masjid. Tidak ingin lama-lama ngebatin, saya menyuruhnya untuk pulang terlebih dahulu, untuk mengganti baju.
4. Tebakan Fenomenal
Sebagai penutup cerita-cerita nostalgia Ramaan yang saya anggap lucu, saya akan menutup dengan sebuah tebakan. Tebakan paling fenomenal yang pernah ngehits di perumahan kami.
Jadi di sela-sela menunggu berbuka puasa, saya dam teman-teman sering kali memberikan tebak-tebakan baik tentang pengetahuan islami sampai dengan lelucon ringan pada adik-adik santri/wati.
Sampai kemudian tebak-tebakan ini muncul entah saya lupa dari siapa. Tebakannya begini: "putih-putih ngelilingi (mengelilingi) masjid, apa hayo?"
Dulu sempat mengira hantu, ternyata maksud dari jawaban itu adalah "Mbah Yanto lagi nyari sendal."
Btw, Mbah Yanto memang suka mengenakan pakaian serba putih dengan sorbannya. Hehe. Bercanda ya Mbah.