Kalau tidak tertawa, saya bantu dengan teks "hehehe".
Mengenang yang lalu memang seru, apalagi jika yang ada lucu-lucunya. Ya, walau lucu bagi saya bisa jadi tidak lucu bagi kamu.
Berbicara tentang nostalgia Ramadan, ada beberapa kejadian di masa lalu yang sampai saat ini masih membuat saya geli jika mengingatnya lagi. Kejadian yang sebagian besar terjadi pada latar tempat yang sama. Sebuah masjid satu-satunya yang terletak di perumahan saya.
Singkat perkenalan. Selama Ramadan, kegiatan di masjid tidak hanya di isi dengan mengaji. Khusus di bulan suci tersebut, pengurus masjid ikut melibatkan para remaja untuk terlibat dalam kegiatan di masjid. Kebiasaan yang sudah turun temurun dari saya menjadi santriwati sampai menjadi pengajar musiman, begitu pula teman-teman saya seperumahan yang sepantaran. Fase yang sama-sama kami alami.
Nah, berikut adalah beberapa kejadian lucu (menurut saya) yang terngiang sampai sekarang. Kejadian dari zaman saya jadi santrinya sampai pengajar ala-ala. Kejadian yang akan saya ceritakan kembali dengan nama tokoh yang saya samarkan, ya. Hehehe.
1. Gara-gara Amin
Jika di hari-hari biasanya kegiatan mengaji dimulai setelah salat ashar dan usai sebelum maghrib, Bulan Ramadan punya jadwal berbeda. Kegiatan di masjid jadi lebih panjang.
Kami yang datang lebih awal karena mengikuti salat ashar berjamaah dan baru pulang ketika selesai salat maghrib berjamaah pula. Kami yang sama-sama jadi berbuka puasa di masjid dulu. Sama-sama pula menikmati takjil yang sama.
Saat berbuka, biasanya kami baru mendapatkan minum berupa teh manis hangat. Sedangkan takjil berupa makanan berat baru kami dapatkan ketika kami sudah melaksanakan salat Maghrib berjamaah. Jadi memang salat maghrib menjadi hal sangat wajib, selain untuk mendapat takjilnya. Eh.
Setelah berbuka dan mengambil wudu, kami bergegas untuk mengatur saf salat. Untuk jamaah laki-laki ada di ruang tengah, sedang kami yang putri di ruangan yang berada di sebelah sisi kiri dan kananya.