Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Film "Children of Heaven" | Kisah Ali, Zahra, dan Sepatu yang Tak Lekang oleh Waktu

9 Mei 2020   12:36 Diperbarui: 9 Mei 2020   12:37 4025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa adegan dalam film | hasil screenshot

Sebuah film yang tak bosan meski diputar berulang-ulang.

Siapa yang tak kenal Ali dan Zahra? Dua tokoh utama dari sebuah film lawas yang biasanya menemani kita di kala momen lebaran tiba. Film yang usianya kini sudah dewasa, 23 tahun. Ya, meski sudah puluh tahun yang lalu, Ali dan Zahra akan selalu masih kecil di sana dengan kisah sepasang sepatu satu-satunya yang hampir rusak. Sepasang sepatu yang menjadi saksi mereka saling peduli satu sama lain.

Kisah Ali, Zahra dan Sepatu Satu-satunya

Dengan durasi 89 menit, film bergenre drama, keluarga dan olahraga ini akan mengajak penonton masuk dalam kehidupan keluarga kecil sederhana dengan dua kakak beradik yang menjadi tokon sentral yaitu  Ali (Amir Farrokh Hashemian) sebagai kakak dan Zahra (Bahare Seddiqi) sebagai adik.

Cerita ini di mulai dengan Ali yang sedang menunggu sepatu adiknya, Zahra, yang sedang diperbaiki. Sepatu berwarna merah muda yang sudah nampak rombeng di mana-mana. Meski begitu, itulah sepatu sekolah satu-satunya milik Zahra.

Namun, sungguh malang. Setelah mengambil sepatu milik Adiknya, Ali yang sempat berkunjung ke warung sayur untuk berhutang kentang justru harus menghadapi masalah lain. Ya, sepatu Zahra yang ia tempatkan di sela-sela keranjang sayur, rupanya tak sengaja terbawa oleh pengangkut barang (bekas). Sepatu Zahra yang kini hilang.

Konfilk pun mulai muncul. Zahra yang sudah menanti sepatu yang diambil kakaknya ternyata tak pernah ia bawa pulang. Padahal itu milik satu-satunya. Zahra mulai bingung karena tidak ada sepatu, sedangkan ia harus bersekolah dengan sepatu esok harinya.

Sebagai seorang kakak, Ali tidak lantas lepas tanggungjawab. Ia akan berjanji untuk menemukan sepatu adiknya dan memberikan solusi agar memakai sepatu miliknya dulu. Sepatu yang ukurannya jelas kebesaran untuk Zahra, bahkan sempat terlepas dan nyaris hilang terbawa arus.

Sepatu yang membuat mereka akhirnya sering berkejar-kejaran dengan waktu. Zahra yang harus segera menuju kakaknya selepas pulang sekolah dan Ali yang harus mengencangkan larinya agar tidak terlambat menuju sekolahnya.

Beberapa adegan dalam film | hasil screenshot
Beberapa adegan dalam film | hasil screenshot

Di tengah kisahnya, terungkap bahwa sepatu Zahra tidak benar-benar hilang. Sepatu itu, Zahra temukan ada pada teman satu sekolahnya. Karena merasa sepatu itu yakin miliknya, Zahra mengikuti ke mana si anak perempuan itu pulang. Sampai kemudian ia memutuskan untuk datang bersama kakaknya untuk mengecek kembali, tetapi kemudian sesuatu membuat mereka urung menanyakan dan memilih pulang. Apakah yang sebenarnya terjadi? Sila tonton sendiri untuk menemukan jawabannya.

Sebagai sepasang kakak dan adik, Ali dan Zahra adalah dua sosok contoh yang baik. Seperti judul dari film ini jika dibahasakan yaitu anak-anak surga.  Ali yang tak lari dari tanggung jawab, rela berkorban, peduli dengan adik dan keluarganya. Sedangkan Zahra yang menjaga janji kakaknya untuk tidak memberi tahu masalah sepatu mereka kepada orang tua, menerima apa yang ada dan menjadi penyemangat sang kakak. 

Kakak adik yang sama-sama tahu bahwa masalah sepatu mereka hanya akan menambah kesusahan orang tua. Mereka yang sadar bahwa untuk membeli kebutuhan saja harus berhutang.

Film dengan berbahasa Persia ini makin seru kita Ali mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba lari di daerahnya.  Lomba yang bisa menjadi peluang untuk mengganti sepatu Zahra yang hilang. Lomba berhadiah sepatu, asalkan mampu berada di urutan tiga.

Lalu, apakah Ali berhasil mendapatkan sepatu untuk adiknya? 

Bagi yang sudah menonton film ini pasti sudah tahu akhir dari nasib Ali, Zahra dan sepatunya. Hehe. Gapapalah, pura-pura penasaran dong.

Kenapa film ini tidak pernah membuat bosan penikmatnya?

Jika berbicara tentang film bertema solidaritas, maka Film Children of Heaven adalah salah satu yang akan saya rekomendasikan untuk ditonton. Tidak hanya bagi yang belum pernah menontonnya, pun yang sudah berkali-kali seperti saya yang bahkan sudah hafal jalan ceritanya. Tontonlah lagi.

Sebab film ini tidak sesederhana kehidupan Ali, Zahra, dan keluarganya yang serba berkecukupan. Sebuah film yang pesannya tidak seusang sepatu mereka. Ada pesan yang akan selalu tengiang. Sebuah film yang rasanya tak akan lekang oleh waktu, sarat makna dan pesan kehidupan untuk tidak banyak mengeluh atas apa yang menimpa, kegigihan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan dan tentu sifat satu rasa sebagai sebuah keluarga yang juga diterapkan pada orang di sekitarnya.

Untuk meyakinkanmu agar segera menontonnya, salah satu penghargaan yang pernah didapatkan film asal Iran ini adalah menjadi  nominee dari Academy Award atau yang lebih familiar kita kenal dengan piala Oscar sebagai film berbahasa asing terbaik di tahun 1999, lho. Ya, kategori yang sama dari film Parasite asal Korea yang menjadi pemenang di tahun ini. Keren! Ratingnya di IMDb (Internet Movie Database) juga cukup baik yaitu berada di 8.3/10. 

Sebagai sebuah film keluarga, film ini cocok ditonton siapa saja dan sangat bisa menjadi teman sembari menunggu buka puasa~  yuuuuk kita tengok kisah Ali, Zahra dan sepatunya lagi.

Salam,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun