Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Perayaan Waisak di Bulan Ramadan

7 Mei 2020   22:34 Diperbarui: 7 Mei 2020   22:40 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupanya hari ini adalah tanggal merah.

Semenjak pandemi melanda, kita menjadi lebih aman di rumah saja. Bersamaan dengan adanya imbauan pemerintah untuk  belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah dari rumah. Kita yang tidak ke mana-mana dulu dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah yang membuat kita bisa menjadi lupa tanggalan. Karena rasanya hari-hari jadi sama, sama-sama ada di rumah.

Hari ini tanggal 7 Mei 2020 rupanya menjadi tanggal merah di antara tanggal hitam di tanggalan. Hari yang menandakan untuk libur selain hari Minggu. Sebuah hari spesial bagi agama Budha yang hadir bersamaan di bulan Ramadan. Hari Raya Waisak.

Waisak dan Temanggung

Berbicara soal Hari Raya Waisak, maka Temanggung menjadi salah satu yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini dikarenakan kabupaten yang berada di wilayah provinsi Jawa Tengah ini mempunyai tempat yang disakralkan bagi agama yang diajarkan oleg Sidharta Gautama tersebut.

Tepatnya di Umbul Jumprit. Sumber mata air di mana para biksu mengambil air berkah sebagai bagian dari ritual ibadah.

Para biksu sedang mengambil air berkah di umbul Jumprit | https://news.detik.com/
Para biksu sedang mengambil air berkah di umbul Jumprit | https://news.detik.com/
Ya, biasanya di perayaan Waisak, tempat yang juga saya tinggali ini menjadi ramai didatangi para biksu. Menjadi pemberitaan juga di media-media. 

Namun Waisak tahun ini tidak ada para biksu yang datang berkunjung.  Beberapa media yang saya tonton pun menggunakan video tahun lalu untuk menggambarkan perayaannya. Umbul Jumprit yang menjadi sepi.

Pandemi membuat Perayaan Wasiak kali ini menjadi berbeda. Seperti rangkaian perayaan Tri Suci Waisak (tiga peristiwa penting yakni lahirnya Sidharta Gautama, penemu dan pencetus Agama Buddha, tercapainya Sidharta Gautama dalam tahap penerangan Agung dan menjadi Budha, dan hari di mana Buddha Gautama wafat) di Candi Borobudur dan Api Abadi Mrapen  yang jadi ditiadakan di tahun ini. 

Festival lampion yang biasanya menyertai dan ditunggu banyak khalayak umum, otomatis juga ditunda dulu. Langit Borobudur yang kini tanpa kelap kelip dari cahayanya. 

Kita yang Sama-sama Ibadah di Rumah

Pandemi ini memang menjadi hal yang harus dihadapi oleh semua umat beragama, tanpa terkecuali. 

Tidak hanya umat Islam yang di Ramadan tahun ini harus meniadakan beribadah di masjid dulu. Pun agama Budha di perayaan Waisak kali ini. Kita yang sama-sama lebih baik untuk beribadah dari rumah. Kita yang sama-sama menghadapi suasana yang tidak seperti ibadah sebelumnya. Kita yang sama-sama harus menerima dengan ikhlas.

Di suasana COVID-19 yang menjadi sama-sama kita hadapi ini sudah seharusnya juga kita sama-sama lalui. Ujian bersama yang dikerjakan bersama-sama. Agar lebih mudah, mudah-mudahan. Bukankah Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan umat-Nya? 

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah [2]: 286)

Tanpa melihat perbedaan agama, mari sama-sama saling menguatkan satu sama lain bahwa pandemi ini bisa kita hadapi dengan optimis. Agar bisa segera usai, agar semua kembali menjadi baik-baik kembali. Karena harapan kita sama. Salah satunya ingin beribadah tanpa rasa khawatir. 

Situasinya memang sedang tidak mudah, tetapi  kita tidak boleh menyerah. Meski kini tempat ibadah kita sama-sama menjadi di rumah, kekuatan doa mampu menembus dari banyak celah. Dari mana saja, menuju pada-Nya. Semoga semua segera pulih dan kita yang bisa kembali sama-sama merayakan  di tempat ibadah kita masing-masing. Aamiin

Teruntuk saudara-saudaraku yang merayakan Hari Waisak, semoga diberi kedamaian Waisak. Smoga makhluk bumi berbahagia. 

Sadhu-Sadhu-Sadhu 

Salam,

Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun