Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tips Menahan Nafsu Belanja Makanan yang Tidak Perlu

2 Mei 2020   22:12 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:30 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | unsplash,com

Beli buat siapa aja sih?

Bulan Ramadan di tengah pandemi ternyata punya tantangan yang berbeda khususnya soal berbelanja. Kita yang menjadi ada paniknya karena harus menghadapi wabah. Kita yang jadi lebih menjaga persediaan makanan di rumah. Jangan sampai kurang, tetapi jatuhnya berlebihan juga tidak baik. Apalagi di masa-masa ini yang membutuhkan makanan bukan kita saja, tetapi semua orang tengah menghadapi masalah yang sama.

Namanya pembelian panik atau kebarat-baratannya disebut dengan panic buying. Dimana belanja tidak lagi hanya didasarkan pada kebutuhan tetapi juga karena adanya faktor psikologis yaitu rasa kecemasan. Kita yang lebih banyak mengikuti kata hati daripada dipikir panjang. Alhasil jadilah kita yang membeli makanan tanpa terkendali. Seperti dilansir dari CNN Indonesia,  ternyata kepanikan ini dapat menular, yang akhirnya tidak hanya membuat dilakukan seseorang saja tetapi juga bersama-sama. Kita yang akhirnya membuat celah para oknum  untuk memanfaatkan keadaan dengan menimbun dan membuat harganya melambung tinggi. Duh.

Tantangan Berbelanja Makanan Pada Bulan Ramadan Tahun Ini

Tidak hanya kita yang harus berhadapan pada situasi pembelian panik, kita yang sedang berpuasa juga bisa menambah tantangan soal berbelanja.

Saat berpuasa, tubuh kita berada di kondisi tanpa makan dan minum hampir seharian. Nah, persoalannya berbelanja di saat perut tidak 'terisi' ternyata bisa membuat kita jadi kalap. Menurut penelitian yang sudah pernah dilakukan, menjadi lapar tidak hanya membuat kita ingin membeli makanan tetapi juga barang-barang bukan makanan untuk melampiaskan rasa lapar. Yang akhirnya berkontribusi pada menipisnya isi dompetmu. 

Untuk itulah, salah satu saran berbelanja yang bijak adalah dengan tidak membiarkan perutmu kosong. Namun tentu ini tidak boleh menjadi alasan untuk membatalkan saat masih berpuasa, ya. Karena kalau niat, godaan yang ditimbulkan perut lalu merambat ke pikiranmu untuk belanja bermacam-macam sudah seharusnya bisa dikendalikan.

Tips agar Tidak Kalap Berbelanja Makanan

Memiliki persedian makanan selama Ramadan di tengah pandemi memang penting. Apalagi kita yang memang sedang melakukan pembatasan ruang gerak agar menghindari kerumuman dulu. Kita yang menjadi untuk tidak sering-sering keluar rumah kecuali memang jika diperlukan.

Akan tetapi jangan lupa juga dengan apa yang lebih penting yaitu seperti yang sudah dijelaskan diawal. Jangan menjadi panic buying yang akhirnya membuat lupa diri.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan ketika berbelanja makanan di masa-masa seperti sekarang:

1. Sebelum berbelanja, pastikan akan membeli apa. Catat!

Hal pertama yang sering disepelekan padahal banyak manfaatnya adalah mencatat belanjaan.

Apalagi bagi yang sering lupa seperti saya. Dari rumah niat hati ingin membeli roti, pulang-pulang malah membawa es krim. Tujuan utama yang ingin dicapai malah jadi terabaikan. Tetapi untuk masalah ini sepertinya bukan hanya milik saya, sebab teman-teman saya pun pernah bercerita hal yang serupa. Woalah.

Memang paling benar adalah mencatat. Karena dengan menuliskan belanjaan, kita jadi tahu apa saja yang mesti dituju. Bukan hanya dapat membuat kita jadi membeli barang yang diperlukan saja, tetapi juga kita yang dapat mempersingkat waktu berbelanja karena hanya mengunjungi tempat yang menyediakan barang-barang yang kita inginkan. Jadi jagalah dompetmu dengan mencatatnya! Hehe.

2. Jangan membawa uang berlebihan

Masih berhubungan dengan poin pertama. Dengan mencatat belanjaan, setidaknya kita juga bisa menghitung berapa dana yang perlu kita persiapkan. Kita yang bisa menjadi mengira-ngira seberapa banyak uang yang sebaiknya kita simpan dalam dompet.

Kenapa ini juga penting? Karena jangan sampai kita terlalu santuy dengan dana yang berlebihan, yang muaranya pada kita yang berbelanja makanan seenaknya. Memang itu uangmu sendiri, tetapi bijaklah dalam menggunakan tidak ada salahnya.

BONUS | Pikirkan soal kapan waktu berbelanja

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya juga, bahwa keadaan puasa bisa jadi faktor kita yang jadi tidak terkontrol dalam belanja. Salah satu waktu berbelanja yang direkomendasikan adalah saat sudah berbuka.

Akan tetapi di situasi seperti sekarang ini, muncul juga kebijakan di daerah terkait pemberlakuan waktu operasi tempat perbelanjaan yang tidak seperti hari-hari sebelumnya. Yang menjadi lebih awal tutup. Menanggapi hal itu, maka  kita jadi tidak lagi bisa memilih waktu suka-suka dan kemungkinan bakal sering berbelanja ketika kita sedang berpuasa. Jadi memang harus selalu ingat untuk menahan nafsu belanja juga.

Nah, persoalan yang juga penting dijadikan pertimbangan di tengah pandemi ini adalah mencari waktu yang tepat untuk menghindari kerumunan seperti yang bisa terjadi di pusat pembelanjaan. Jadi coba pilihlah waktu di saat tidak banyak pengunjung misalnya ketika siang hari dimana dugaan kita lebih banyak orang yang memilih untuk beristirahat di rumah.

Hal inilah yang saya lakukan kemarin. Saya dan Mama memilih belanja di rentang pukul setengah dua sampai setengah tiga sore dan ternyata tempat belanja yang dituju tidak terlalu ramai. Bahkan kami tidak perlu mengantri untuk membayar belanjaan.

Mari di bulan Ramadan ini kita bisa belajar lebih menghargai apa yang kita miliki. Termasuk soal memikirkan tiap makanan yang kita beli. Meski bisa saja kita membeli ini itu, tetapi ingat bahwa makanan tersebut bukan hanya hak kita saja.

Sebagai pengingat bersam  saya akan mengutip dari ayat Alquran, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al Isro' (17): 26-27).

Selamat menjalankan puasa dan berbelanja secukupnya!

Salam,

Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun