Ternyata memang benar nyata.
Di tengah imbauan untuk di rumah saja dan membatasi kontak dengan banyak orang, pertemuan via daring adalah solusi agar tetap saling terkoneksi dan berdikusi satu sama lain. Ya beruntunglah kita hidup di zaman internet yang bisa membantu persoalan seperti ini. Akan tetep bukan berarti tanpa celah bahaya, ternyata kita juga penting untuk mewaspadai 'kejahatan' yang mengintainya.
Tidak disangka. Kejahatan via pertemuan daring yang awalnya sempat saya kira tidak akan terjadi, ternyata kejadian juga. Beberapa hari yang lalu, di sebuah diskusi yang tidak hanya membuat saya kaget pun pemberi materi yang akhirnya memilih untuk buru-buru segera menutup akses. Memang tidak ada yang mengira, tapi begitulah kalau sudah terjadi ternyata ngeri juga.
Aplikasi Zoom dan Mengenal Zoombombing
Salah satu aplikasi yang bisa kita manfaatkan untuk melakukan panggilan video dengan jumlah partisipan yang banyak adalah zoom.
Untuk bisa mengaksesnya, kita cukup meng-install aplikasi tersebut entah itu bisa dari smartphone-mu atau laptop. Semuanya bisa didapatkan dengan cuma-cuma alias gratisan. Jadi wajar saja kalau aplikasi ini menjadi primadona di kondisi seperti ini. Apa kamu sudah mencobanya juga?
Hal ini didukung pula dengan data yang dikutip dari newsweek.com, bahwa diketahui bahwa pengguna aplikasi zoom meningkat berkali kali lipat. Dari bulan desember 2019 sekitar 10 juta pengguna menjadi 200 juta pengguna pada Maret 2020. Salah satunya kamu bukan nih?
Dalam melakukan panggilan video via zoom ini juga cukup mudah. Kamu bisa mengundang teman-teman yang kamu kehendaki untuk mengakses tautan yang bisa kamu bagikan sendiri. Beberapa pertemuan lewat video ini ada yang sengaja diberi password ada juga yang tinggal akses saja.
Memang, adanya zoom ini memudahkan pertemuan kita. Namun, jangan asyik mengobrol dulu apalagi membagi akses tautan zoom di ruang publik. Apalagi jika itu benar-benar bisa diakses tanpa password. Berbahaya!
Adalah zoombombing. Istilah pembajakan dalam zoom yang bisa menyerang siapa saja dengan membagikan konten tidak senonoh oleh pengguna yang tidak diundang.
Bayangkan ketika kamu sedang asyik memperhatikan materi, tiba-tiba saja seseorang yang entah dari mana asalnya ikut bergabung dan parahnya lagi bisa membajak materi dengan hal-hal yang tidak patut. Kesal, marah, kaget jadi satu.
Keresahan akibat ketidakamanan dari aplikasi ini pun membuat beberapa negara seperti Taiwan, Jerman, Malaysia dan Singapura melakukan pembatasan dalam penggunaan aplikasi ini.
Bagaimana untuk Mengatasinya?
Jika kamu sangat khawatir, silakan gunakan aplikasi lain. Seperti yang sudah pernah sempat di bahas kompas.com di sini.
Namun jika masih ingin menggunakan aplikasi ini sebagai solusi pertemuan daring, ada beberapa hal yang sebaiknya perlu dilakukan untuk mengindari zoombombing ini. Ya, minimalisasi gitu.
Pertama, jangan sembarangan membagikan tautan berisi ajakan untuk melakukan pertemuan. Terlebih jika itu memang sengaja dibuat bebas. Karena jika ini dilakukan -misalnya dengan membagikan lewat media sosial- kemungkinan untuk dibajak jadi makin besar.
Jadi, pilihlah orang yang sebenarnya kamu ingin ajak bicara atau jika jumlah partisipannya banyak, lebih baik gunakan password tertentu agar siapa saja yang terlibat nanti tetap bisa terkontrol.
Kabar baiknya lagi. Dalam pengaturan aplikasi, zoom menawarkan pilihan untuk hanya membagikan layar pada host saja (host only) atau orang yang memang dipilih. Jadi pertimbangkan pilihan ini agar tidak semua orang dengan leluasa membagikan layarnya, ya.
Jika itu hanya untuk bersosialisasi atau membahas hal yang tidak sensitif, zoom memang bisa dijadikan pilihan selama kita juga paham 'cara main' mereka sebagai pihak ketiga, ya.
Tidak hanya zoom, aplikasi lainnya pun sebenarnya punya celah yang sama untuk menjadi tidak aman. Kita saja yang sering tidak peduli, misalnya pada syarat dan ketentuan yang kita baca sekenannya saja. Padahal di sana biasanya dijelaskan seperti apa saja yang bisa mereka akses.
Intinya, tetap berhati-hati dan bijaklah dalam menggunakan aplikasi apapun. Ambil manfaatnya, minimalisasi yang sekiranya bisa merugi .
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H