Lewat buku ini, pembaca akan diajak merasakan sensasi stase-stase yang harus dihadapi para pejuang jas putih, seperti yang dialami Dokter Gia. Ada stase anestesi, stase mata, stase kulit dan kelamin, stase THT (telinga, hidung, tenggorokan), stase neuro, stase forensik, stase obgyn, sampai stase bedah.
Gaya bahasa yang mengalir membuat pembaca seperti diajak membayangkan tiap-tiap adegan dalam ceritanya. Dari kejadian yang serius, menegangkan, lucu bahkan di sini pembaca akan ikut diajak menjadi saksi patah hati yang dialami Dokter Gia. Paket komplit.
Selain menceritakan perjalanan menjadi dokter, buku kedua Dokter Gia ini juga menunjukan betapa cerdasnya dokter Gia dalam merangkai tiap cerita-cerita. Ibarat jahitan, rapi sekali. Sebagai pembacanya, saya menikmati bagaimana cara dokter Gia mencoba menghubungkan kisah-kisah semasa koasnya dengan kejadian yang ia alami setelah menjadi dokter, saat sudah bersama sang istri, Mbak Fira.
Misalnya dihalaman 185, "Saya menengoj ke arah Fira. Saya berimajinasi Fira hamil dan perutnya terus membesar. Tiba-tiba saya kembali flashback ketika sata diharuskan menghadapi puluhan ibu hamil di sates Obgyn, stase para pemilik rahim."
Tenang. Meski tidak memiliki latar pendidikan kedokteran, semua pembaca dari berbagai kalangan pasti akan tetap mengerti, kok. Hal ini dikarenakan selalu ada tambahan catatan kaki di tiap kata-kata asing yang rata-rata memang berhubungan dengan kedokteraan. Yang ada, pembaca justru menjadi bertambah kosa katanya. Jadi ikut tahu.
Setelah melahap habis buku Perikardia, saya yakin sekali untuk merekomendasikan buku ini menjadi salah satu daftar buku bacaanmu. Pengetahuannya ada, lucunya ada, so sweet-nya ada, horornya ada, ada-ada aja.
Buku yang akan membuat pembaca penasaran tiap kali beralih lembar demi lembar. Namun, di sisi lain buku ini juga sayang sekali jika harus buru-buru berakhir. Terlalu asyik.
Tidak percaya apa kata saya? Ya, memang jangan percaya sebelum kalian benar-benar membacanya. Sampai bertemu dengannya di rak-rak toko buku di kotamu. Bawa uang seratus ribu masih kembalian kok.
Terima kasih Dokter Gia, terus berkarya dan berjasa!
Oya, kalau sudah punya bukunya silakan saja sebut nama dokter Gia. Bisa melalui instagram seperti yang saya lakukan. Biar beliau tahu, karyanya sedang dibaca. Pasti akan senang! 😁
Listhia H. Rahman