Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahlawan Itu Berjaket Hijau

4 Desember 2019   22:30 Diperbarui: 5 Desember 2019   11:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar aplikasi Grab

Suatu hari kamu mendadak kelaparan, mau keluar tapi lebih enak rebahan. Mager. Lalu kamu teringat seseorang yang bisa membantumu 24 jam. Kamu ambil telpon genggam, menghubunginya, lalu kembali terdiam. 

Menunggu saja, sampai seseorang itu tahu-tahu sudah di depan kosan atau rumahmu (yang baginya padahal baru pertama kali). Menjinjing sesuatu, membawa pereda laparmu. Kamu pun senang dan...kenyang.

-

Kamu di suatu tempat baru. Bingung arah hanya tahu alamat tujuan saja. Lalu lagi-lagi kamu teringat dia (lagi-lagi). Seseorang itu yang nanti akan menjemutmu. 

Meski tak jarang kamu memberikan lokasi yang ternyata berbeda dengan apa yang dia ketahui.  Namun, kamu tetap dicari sampai ketemu. Padahal dia juga orang baru untukmu, tapi dia memang bisa dipercaya. Dia yang tetap mengantarmu sampai tiba di tujuan inginmu...dengan hati-hati, selamat.

-

Malam sudah larut, tapi tugasmu terus menuntut. Sedang asyik menatap layar laptop, tiba-tiba sebuah pesan dari telpon genggam membuatmu autopanik. Pesan itu mengingatkan sesuatu: kuotamu sebentar lagi habis, silakan lakukan pengisian pulsa untuk melanjutkan layanan. 

Padahal kamu masih terus mencari rujukan. Mau keluar tidak mungkin. Aha. Untung saja ingat. Konter pulsa kini ada digenggaman. Tidak sampai lima menit, panikmu hilang. Internetan tetap jalan berkat dia.

-

Dia yang #SelaluBisa, Grab.

***

Cerita di atas bukanlah semata-mata karangan fiksi. Itu cuma versi singkat cerita yang pernah saya alami ketika bersamanya. Yang alhamdulilah selalu berakhir happy ending. Barangkali, cerita sejenis pun pernah kejadian di kamu. Jadi nampak familiar sekali, ya?

Masalah sehari-hari yang saya ceritakan diawal memang beberapa masalah yang umum terjadi. Yang pada akhirnya menghasilkan solusi yang sama-sama bisa kita andalkan, pada Grab. Satu #AplikasiUntukSemua keinginan kita.

Mengapa #AplikasiUntukSemua ?

Sebab hanya dengan mengunduh satu aplikasi Grab di telpon genggam, urusan sehari-hari akan makin mudah saja rasanya. 

Dari mulai urusan jalan-jalan sama geng pakai Grabcar, ke kampus tapi malas parkirnya jadi mending Grabbike, mau makan tapi bingung  yaudah pilih saja lewat Grabfood, ngasih kejutan buat doi yang habis seminar lewat Grabexpress, males ngantri tiket nonton tinggal pilih BookMyShow, sampai mau minta dikirimin  hadiah pakai uang nontunai aja, pakai OVO. 

Ya, semua bisa dengan Super App bernama Grab.

Melihat rapornya di playstore dengan lebih dari 100juta+ terunduh, 5 juta ulasan dan nilai bintang 4.6., rasanya bagaimana performa grab sudah nampak terpampang nyata bukan? Pun termasuk terpasang di telpon genggamu?

Ya, kehadiran Grab harus kita (sebagai konsumen) akui telah membawa banyak dampak positif untuk kehidupan kita sehai-hari, membuat kita lebih bisa berhemat. 

Hal ini seperti yang juga dikutip dari berita cnbcindonesia.com yang menyatakan bahwa, "Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menyimpulkan bahwa teknologi Grab berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen* untuk Jabodetabek pada 2018." (surplus konsumen: manfaat yang diperleh konsumen dari membeli barang atau jasa pada harga yang lebih rendah dari harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar).

GrabFood dan Grabbike yang Menjadi Favorit Kita Semua

tangkapan layar aplikasi Grab
tangkapan layar aplikasi Grab

Ada banyak layanan yang diberikan Grab, namun yang jadi favorit sekali bagi kita (atau saya dan teman-teman dekat) adalah layanan pengantar makanan (grabfood) dan jemputan motornya (grabbike).Ya, sebuah survei kecil-kecilan yang pernah saya tanyakan menghasilkan dua layanan tersebut, lho.

Grabfood menjadi yang paling banyak dipilih (16 dari 17 teman-teman saya). Salah satu faktornya apalagi kalau bukan karena promonya yang sayang jika dilewatkan begitu saja. 

Apalagi jika beli makanan tak hanya satu bungkus, ramai-ramai. Makin terasa saja potongannya. Hemat, beb. Terlebih bagi kaum-kaum mahasiswa yang ingin makan lezat tapi harga tetap merakyat. Lewat grabfood semua bukan lagi mimpi-mimpi.

Untuk memanfaatkan layanan GrabFood tidaklah susah. Mudah saja. Tinggal pilih "Makanan", lalu pilih saja makanan maumu. Ah iya saya paham, kamu sedang menghadapi masalah yang paling sulit dipecahkan di dunia ini: "Makan apa?".

Tenang, lewat bantuan #aplikasiuntuksemua ini masalahmu yang cuma terdiri dari dua kata itu bisa diatasi kok. Telusuri saja lewat kategori: terdekat (untuk kamu yang ingin cepat makananya sampai), promosi ( yang ingin dapat potongan harga), terlaris (untuk makanan hits), terbaru nih (yang lagi baru), aneka nasi, aneka ayam...dan lain sebagainya.

Untukmu yang susah move on soal makanan. Kamu juga bisa melakukan pesan ulang di warung langgananmu. Jadi makin gampang deh.

Kalau sudah. Jangan lama-lama, segera pesan saja.  Namun, sebelumnya pastikan kembali alamatmu (usahakan tidak jauh-jauh amat dari titik lokasimu), rangkuman pesanan (jangan sampai salah pesan), total yang harus kamu bayar (biar kamu bisa siapkan uangnya) dan metode pembayaran yang kamu pilih (ovo atau tunai nih). Jangan karena sudah lapar membuatmu jadi orang yang tergesa-gesa ya, pastikan dulu kalau semua maumu itu sesuai. Hal ini juga mempermudah driver, lho.

Ohiya, kalau memang ada promo. Jangan ragu untuk memasukkannya,ya. Solanya saya jadi ingat, suatu hari saya pernah memesan grabfood dengan jumlah yang sebenarnya sudah memenuhi syarat promo. Hanya saja sewaktu itu saya terlalu tergesa, sampai membuat saya mendadak lupa.

Saya justru diingatkan oleh bapak Grab ketika mengantar, "Mbak kenapa nggak pakai promo?"

Hehe.

Selesai urusan perut, urusan penjemputan ternyata menjadi favorit lainnya: Grabbike.

Adanya kendaraan pribadi tidak lantas membuat layanan ini ditinggalkan begitu saja. Pada momen-momen tertentu, grabbike sangat diandalkan. Seperti ketika tidak tahu suatu tempat atau ketika ingin pergi ke suatu tempat yang jauh tanpa harus memikirkan kendaraan sendiri.

Cuma berbeda kendaraannya, grabcar juga bisa digunakan apalagi ketika sedang jalan bersama teman-teman. Agar tidak terhindar dari panasnya udara akhir-akhir ini atau yang tiba-tiba mendadak hujan, grabcar adalah solusinya solusi. Dengan harga yang jatuhnya akan lebih murah apalagi jika kamu tidak hanya sendirian.

Saya yang lupa rasanya datang ke konter pulsa

Layanan Grab yang menjadi favorit lainnya bagi saya pribadi adalah beli pulsa/kuota. Ya, entah mengapa saya lebih senang membeli keduanya lewat aplikasi saja ketimbang harus melapor ke mas mbak penjaga konter. 

Lebih mudah, hemat waktu dan kalau dibandingkan harganya juga lebih murah. Jadinya apa yang harus dipikirkan lagi? Kalau habis, ya beli saja di grab. Hehe.

***

Ternyata hari ini pahlawan tidak lagi bertopeng ya, tapi berhelm. Tidak berjubah besi, tapi berjaket hijau. Terima kasih pahlawan yang banyak berjuang di jalanan. 

Terima kasih sudah rela mengantar ke tujuan padahal tidak saling kenal, membawa makanan yang belum tentu kalian pernah cicipi, dan kebaikan yang tidak nampak. Kalian adalah pahlawan tak hanya untuk keluarga atau orang dekat yang ingin kalian bahagiakan.

Saya akan selalu ingat. Saya yang pernah celaka di jalanan dan kalianlah orang yang pertama membantu saya dengan sigap. 

Sungguh gara-gara itu saya adalah salah satu orang yang tidak nyaman hatinya ketika melihat akhir-akhir ini kalian diprank, dibuat menangis dahulu. Kejadian yang membuat saya ikut menulis soal kalian yang dibercandai keterlaluan, disini.

Maafkan kalau saya yang juga sering salah manggil, yang sudah teriak-teriak "Pak" ternyata "Mas-mas". Mon map.

Salam,  
Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun