"Iya..mantanku dulu juga gitu."
"Ih, kok sama kayak mantanku sih."
"Mantanku juga."
Duuwh.
Lagi-lagi membahas yang sudah berlalu. Nggakpapa, ya. Habisnya memang seru. Walau dalam konteks yang lain, bisa jadi sebaliknya.
Bukannya seru, malah ngga banget gitu. Bukannya menghidupkan suasana, justru mencari mati. Yang tadinya menarik, jadi krik-krik (baca: mendadak garing).
Ya, membawa-bawa mantan nyatanya bukan hal yang direkomendasikan ketika kamu bersama yang baru, entah itu yang kamu sebut gebetan atau gacoan (kekasih).
Memang, bisa jadi kamu memang hanya sekadar bercanda, tidak sedang bermaksud apa-apa, atau malah memang tidak sengaja.
Namun, apapun niatmu tadi yang sebenarnya hanya sekadar omongan semata bukan berarti menjadi baik-baik saja untuk lawan bicara yang sedang (atau sudah) kamu dekati itu, lho.
Membawa Mantan Hanya Membuatmu Terlihat Tidak Bisa Melupakan Masa Lalu
Semua orang punya masa lalu, tetapi tidak semua ingin mengetahui apa yang sudah kamu jalani itu. Jadi, mbok ya sudah kalau sudah lewat tidak usah seperti disengajakan untuk dibahas lagi.
Membawa mantan dalam pembahasan diantara kamu dan dia hanya membuat kamu terlihat belum bisa meninggalkan kisah yang lalu di matanya.
Membangun penilaian lain, ternyata sudah bersama si dia masih belum cukup untuk mengobati luka lamamu. Walau bisa saja kamu membicarakannya kembali karena si mantan sudah berada jauh, tidak lagi terjangkau.
...tetapi begitulah, meski membawa-bawa kisah bersama si mantan tanpa perasaan lagi, ada baiknya memang tidak usah dibawa-bawa lagi, sih. Tinggalkan saja, udah.
Membawa-bawa Mantan Itu Tidak (akan pernah) Asyik
Apalagi Disebut Namanya, Malihhhhhh!1!11!!!
Membawa-bawa mantan hanya karena ingin terlihat keren? Menyebutnya satu-satu agar si dia tahu sudah berapa daftar hati yang kamu taklukan selama ini?
Jangan kira pembahasan soal mantan seperti yang kamu pikirkan. Di matanya, yang sekarang bersamamu, bicara soal mantan akan selalu tidak asik, membosankan, dan hal-hal yang mem-bete-kan lainnya.
Apalagi jika kamu membicarakan kelebihan yang tidak dimiliki oleh pasanganmu hari ini, akan terkesan membandingkan dan menjatuhkan saja.
Lalu apa membicarakan keburukan atau kekurangan si mantan akan menjadi pembicaraan yang asyik? Tydaaaq. Jangan kira membahas sebaliknya akan membuat hasil yang sebaliknya pula, sebab membicarakan 'kejelekan' si mantan justru menimbulkan prasangka lebih buruk lagi kepadamu.
"Bahaya, jangan-jangan kalau sudah putus, giliran aku yang dijelek-jelekkan?", batin si doi sesaat setelah mendengar curhatanmu soal si mantan, lalu beberapa detik kemudian kalianpun putus.
Bukankah Masih Ada Pembicaraan Lain yang Lebih Penting?
Daripada membahas masa lalu yang hanya bisa mengundang sakit pada hari ini, lebih baik membicarakan yang bahagia-bahagia bersama dia yang sudah memilih untuk bersamamu, yang tidak terlalu peduli tentang nama-nama yang sudah pernah singgah sebelum dia ada.
Bukankah ada banyak hal yang bisa dibicarakan seperti rencana masa depan bersamamu atau hal-hal yang dekat-dekat saja seperti membahas tentang hari-hari yang sama-sama kalian lalui.
Pembicaraan yang sederhana tetapi justru lebih bermakna karena hanya ada kamu dan dia. Membuat kalian menjadi lebih mengenal satu sama lain sehingga tidak menimbulkan kecurgiaan ketika salah satu dari kalian memang disibukan dengan keadaan.
Percayalah, tanpa perlu mengungkit mantan, hubunganmu justru akan lebih baik lagi. Jadi tidak usah sebut-sebut, apalagi mengaku-ngaku punya mantan padahal ditolak melulu. Aihh, canda.
Tapi memang lebih baik tidak punya mantan, sih!1!!11!!!!1111!!!!
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H