Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memandang Ramadan untuk Kita Semua, tanpa Beda-beda

30 Mei 2019   22:23 Diperbarui: 30 Mei 2019   22:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://www.experd.com

Sebab pelangi indah karena berbeda. Seperti kita.

Dalam hidup ini kita tidak bisa memaksakan menjadi sama. Pasti ada beda. Namun, bukan berarti berbeda lalu menjadikan kita tidak bisa hidup bersama-sama. Adanya perbedaan justru yang membuat kita menguatkan satu sama lainnya, pun menjadi lebih indah karena keberagaman.

Seperti halnya negara kita, Indonesia, yang dikenal karena keanekaragamannya baik dari segi suku, budaya, bahasa, warna kulit, agama dan lain sebagainya. Perbedaan yang disatukan dibawah Bhinneka Tunggal Ika, yang katanya berbeda-beda tetap satu jua. Semboyan yang singkat tetapi sarat makna.

Bulan Ramadan, Bulan untuk Semua Umat

Di Indonesia ada enam agama yang diakui secara resmi yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Dari sisi agama, saat ini lebih dari 207 juta umat muslim di Indonesia sedang merayakan Ramadan. Sekitar 87,2 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Ya, sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia, datangnya Ramadan memang akan sangat terasa dan berdampak. Tidak hanya untuk pemeluk Islam saja, pun yang umat agama lain yang juga diakui keberadaannya.

Apalagi di Ramadan kali ini ada yang cukup spesial, dimana dalam sebulan berpuasa ternyata terselip juga perayaan hari besar agama lainnya seperti di hari Minggu 19 Mei yang bertepatan dengan Hari Raya Wasiak milik agama Buddha dan hari ini--Kamis 30 Mei-- yang bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih bagi mereka pemeluk agama Kristen. Semakin meriah saja,ya?

Puasa Jadi Milik Semua

Memang menjadi puasa adalah kewajiban orang muslim. Sebenarnya tidak lalu diwajibkan semua sih, beberapa orang Islam nyatanya juga ada yang mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa seperti orang yang sedang dalam perjalanan (musafir), sakit, wanita haid, wanita hamil dan menyusui, dan mereka yang memang sudah tidak mampu lagi(lanjut usia).

Begitupula dengan orang yang bukan beragama Islam, mereka tidak diwajibkan untuk menjalani puasa di bulan Ramadan. Namun, mungkin karena penasaran, hari ini ternyata banyak pula mereka yang bukan beragama Islam mencoba untuk berpuasa. Jika tidak percaya, buktikan saja di youtube dengan kata kunci "mencoba puasa". Terlepas dari tujuan si pembuat video, saya sebagai salah satu umat muslim cukup bisa menghargai apa yang sudah mereka coba usahakan. Pasti tidak mudah bagi yang belum terbiasa untuk tidak makan dan minum berjam-jam,bukan? Terima kasih,ya.

Bukber yang Membuat Kita Lupa Beda

Puasa yang tidak lepas dari bukber, buka puasa, juga jadi salah satu momen puasa yang tak hanya berlaku bagi umat muslim saja. Bukber tercipta untuk semua.

Ya, undangan bukber hari ini (dan yang dulu-dulu) tidak hanya dikhususkan bagi mereka yang puasa, bagi yang tidak pun boleh mengikutinya. Sebab dalam bukber bukan hanya soal membatalkan puasa dengan makan minum, ada kebersamaan yang juga diciptakan. Ada silaturahmi yang coba dieratkan tanpa memandang sekat agama.

Sedikit cerita, saya sebenarnya sering terharu jika harus berbuka dengan mereka yang sebenarnya tidak diwajibkan puasa karena alasan agama kami yang berbeda. Terharu karena mereka tetap menghargai saya untuk tidak mencoba makan dan minum dulu dan ikut menunggu. Bahkan kadang ada yang tiba-tiba membelikan saya makanan tambahan untuk berbuka, "takut saya kelaparan setelah lama puasa," katanya.

Tidak sampai sana saja, saya juga sering tidak enak hati karena tiba-tiba tagihan bukber jadi ditiadakan. Menjadi gratis. Kan jadi enak. #eh

Ya, bulan Ramadan ternyata bukan sekadar bagi umat Muslim, tetapi mereka yang lain juga turut andil dalam memberikan kebaikan-kebaikan di bulan yang baik ini. Bulan Ramadan yang pasti akan selalu saya rindu, atau kita tanpa melihat beda.

Semoga dengan semangat keberagaman yang ada, kita tetap bisa jalan bersama-sama. Mencapai satu tujuan. Apalagi kalau bukan persatuan Indonesia. Aamiin. 

Lagi serius nih akutu!

Salam,

Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun