Bukber yang Membuat Kita Lupa Beda
Puasa yang tidak lepas dari bukber, buka puasa, juga jadi salah satu momen puasa yang tak hanya berlaku bagi umat muslim saja. Bukber tercipta untuk semua.
Ya, undangan bukber hari ini (dan yang dulu-dulu) tidak hanya dikhususkan bagi mereka yang puasa, bagi yang tidak pun boleh mengikutinya. Sebab dalam bukber bukan hanya soal membatalkan puasa dengan makan minum, ada kebersamaan yang juga diciptakan. Ada silaturahmi yang coba dieratkan tanpa memandang sekat agama.
Sedikit cerita, saya sebenarnya sering terharu jika harus berbuka dengan mereka yang sebenarnya tidak diwajibkan puasa karena alasan agama kami yang berbeda. Terharu karena mereka tetap menghargai saya untuk tidak mencoba makan dan minum dulu dan ikut menunggu. Bahkan kadang ada yang tiba-tiba membelikan saya makanan tambahan untuk berbuka, "takut saya kelaparan setelah lama puasa," katanya.
Tidak sampai sana saja, saya juga sering tidak enak hati karena tiba-tiba tagihan bukber jadi ditiadakan. Menjadi gratis. Kan jadi enak. #eh
Ya, bulan Ramadan ternyata bukan sekadar bagi umat Muslim, tetapi mereka yang lain juga turut andil dalam memberikan kebaikan-kebaikan di bulan yang baik ini. Bulan Ramadan yang pasti akan selalu saya rindu, atau kita tanpa melihat beda.
Semoga dengan semangat keberagaman yang ada, kita tetap bisa jalan bersama-sama. Mencapai satu tujuan. Apalagi kalau bukan persatuan Indonesia. Aamiin.
Lagi serius nih akutu!
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H