Ya, meski kekayaan sudah ada didepan mata, beliau tetap memilih melakukannya dengan usahanya sendiri. Dengan pergi ke pasar, berjualan. Dari cerita yang saya dapat, kala itu beliau mencoba untuk berjualan cangkul.
Walau tidak memiliki modal, beliau tidak lantas berhutang. Yang beliau lakukan adalah sistem jatuh tempo, dimana di hari berikutnya baru dibayarkan. Tidak perlu menunggu lama, dalam sebulan Abdurrahman bin Auf sudah memiliki kios sendiri.
Julukan "Sahabat Bertangan Emas" dan Sosok yang Suka Bersedekah
Semenjak itu, kehidupan Abdurrahman bin Auf makin sejahtera. Beliau bahkan sempat menikahi wanita kaum Anshar -yang waktu itu bisa dianggap prestasi karena tidak mudah bagi kaum muhajirin untuk menikahi kaum anshar--dengan mahar emas sebesar biji kurma.
Keberkahan yang Allah berikan pada Abbdurhaman bin Auf memang begitu besar. Sampai-sampai jika beliau mendapat sebongkah batu, maka dibawahnya terdapat emas dan perak. Tak heran jika kemudian beliau mendapat julukan sebagai 'sahabat bertangan emas'.
Kekayaan yang beliau miliki tidak lantas membuatnya menjadi gelap mata. Beliau dikenal sebagai seorang kaya yang juga dermawan, bersedekah. Semakin banyak keuntungan yang beliau dapat, semakin besar pula sedekah yang diberikan. Yang bukan menjadikannya menjadi miskin, tetapi justru menjadi kaya. Sudah orang kaya , ternyata pandai pula untuk bersyukur.
Menjadi seorang kaya raya dengan banyak membantu hampir penduduk Madinah kala itu tidak juga beliau manfaatkan untuk mendapatkan kekuasaan. Menjadi penduduk biasa saja. Coba tengok apa hari ini masih ada orang yang seperti ini? Yang benar-benar memanfaatkan kekayaan hanya di jalan Allah bukan karena urusan dunia yang lain.
Ya, namanya Abdurrahman bin Auf, salah satu dari sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasullulah karena akan masuk surga. Masya Allah, smoga kita bisa meneladi sosok beliau dengan tidak melupakan bersedekah. Tidak perlu menunggu menjadi kaya untuk bisa bersedekah cukup percaya kepada perhitungan matematikanya-Nya.
Pun semoga kelak kita bisa bertemu beliau di surga-Nya. aamiin
Salam,
Listhia H. Rahman