"Mau masak apa hari ini, Teh?"
Kali ini saya akan bercerita tentang hobi saya yang lain, yang belum pernah saya ceritakan. Meski hobi ini cenderung sifatnya insidental, tidak terlalu sering saya lakukan tetapi saya menyukainya.
Orang-orang yang mengenal saya pasti sudah paham. Jika hobi yang sering saya tulis adalah menulis dan menari. Namun, sebenarnya ada juga hobi saya yang lain. Yang selama ini belum sempat saya ceritakan. Hobi yang saya juga sukai, tetapi memang tidak sering saya praktikan karena adanya beberapa keterbatasan terutama waktu dan tempatnya,juga bahan-bahan. Lha, kok akeh (Lah, kok banyak ya).
Adalah memasak. Ya, saya menyukai memasak meski belum dikatakan ahli. Namun, jangan salah, soal memasak sebenarnya jadi salah satu kemampuan yang juga diajarkan jurusan yang saya tekuni. Praktik kuliner, begitu disebutnya. Tidak hanya menghitung gizi, kami juga diajarkan untuk membuat makanannya. Namanya juga kuliah di jurusan gizi yang berhubungan makan-makan,ya masak-masak.
Belajar Memasak (lagi) di Bulan Puasa
Bulan puasa kali ini, saya jadi lebih banyak di rumah. Berstatus mahasiswa tingkat akhir, menjadikan saya hanya ke kampus jika bimbingan saja.
Kesempatan yang lebih banyak di rumah kemudian membuat saya jadi kepikiran untuk membangkitkan hobi yang sering saya lupakan itu. Memasak di waktu jelang berbuka, rasanya bisa jadi waktu yang tepat. Ya, mumpung bahan yang saya mau tinggal bilang saja ke Ibu juga dapur Ibu yang menerima untuk diberantakan.
Saya tidak mengambil bagian memasak untuk makan berat, riskan kalau salah bisa-bisa satu keluarga hanya berbuka dengan air putih. Ehe. Ngga dink, saya juga bisa masak kok. Cuma kurang seasoning, mungkin begitu komen Chef Renatta kalau nyobain masakan saya.
Saya mengambil bagian yang ringan-ringan saja, membuat cemilan seperti lumpia, sosis KW, keju mozzarella KW, bahkan sampai membuat es krim dengan bahan kurang dari 10ribu. Mantep pokoke. Kok puasa-puasa malah masak, ngicipinnya gimana tuh? Ya justru karena puasa #eh, makanya memasaklah.Karena mencicipi, jika memang dibutuhkan masih diperbolehkan,bukan? Asal bukan icip satu piring,ya to.
Berkat Youtube!