Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Koplo, Guyonwaton, dan Cara Bahagia Mengemas Kesedihan

21 Oktober 2018   12:01 Diperbarui: 23 Oktober 2018   14:41 6546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Genre musikmu koplo ya!"

Deg.

Beberapa waktu lalu, seorang teman tiba-tiba berkata demikian. Katanya, saya sekarang bergenre koplo. Iya, yang teriakan khasnya 'o-a-o-e'dengan iringan kendang yang ngajak goyang ituh lho. Baiklah, saya rasa saya juga tidak keberatan kalau disangka seperti itu, karena teman saya pasti punya alasan dan sepertinya saya tahu alasannya apa.

Beberapa waktu ini saya memang sering ketahuan sedang mendengarkan (dan berusaha menyanyikan) lagu beraliran koplo, baik itu saat menunggu di kampus atau saat sedang cari hiburan di karaokean. Mungkin karena itulah mengapa saya jadi disangka penyuka koplo. Bukan sangkaan lagi sih, memang iya ndapapa dibilang begitu juga. Sebab seiring sering saya mendengar lagu-lagu koplo hari ini, saya jadi menemukan sesuatu yang membuat saya candu. Selain musiknya yang asyik, pun lirik lagu-lagunya yang jika diamati  kok mengelitik yha.

Koplo dan Perkenalan dengan Guyon Waton

Saat ini ada banyak penyayi dangdut koplo , contoh yang sudah terkenal dan banyak orang tahu seperti Nella Kharisma dan Via Valen. Namun, bukan berarti hanya wanita yang berhasil menjadi hits. Belakangan saya justru mulai jatuh cinta dengan grup akustik dangdut (kustikdut) --juga sering membawakan lagunya dengan rasa koplo--- yang berisi sekumpulan laki-laki asal Yogyakarta , Guyonwaton. Pernah denger nggak?

Awal saya mengenal grup ini dari laman youtube (yang saat ini bahkan subscribernya hampir menyentuh 500k). Sepertinya tidak sengaja, tiba-tiba muncul begitu saja (mungkin karena saya melihat video-video sejenis). 

Iseng, saya meng-klik dan mencoba menikmatinya. Untunglah, saya tidak jadi rugi mengeluarkan kuota untuk menikmati karya mereka. Suara vokalisnya enak juga ditambah iringan musik yang aduhai.

Dari pengenalan yang tidak mengecewakan, saya pun mulai mencari-cari karya yang lain. Ternyata tidak hanya meng-cover lagu semata, Guyonwaton ini juga sudah berhasil menghasilkan 4 single yang bisa membius siapa saja yang mendengarkan. "Korban Janji", "Ora Masalah", "Karma" dan "Takkan Kembali" adalah lagu-lagu yang berhasil mereka ciptakan dan berhasil membuat mereka makin terkenal. 

Lagu-lagu yang membuat saya juga makin jatuh cinta atau bukan saya saja? Karena beberapa kali saya juga mendengar orang mendendangkannya . Seriously!

 Saya rasa bagi masyarakat jogja khususnya, grup yang terdiri dari Achmad Arifin (gitar), Faisal Bagus Ibrahim (vokal), Hieronimus Ferry Widiyatmoko (melodi), Ndika Rismaya Pelma Arga (ukelele), dan Ahmad Wahyu Susilo Jati (ketipung) bukanlah suatu yang asing lagi deh. Sudah  familiar. Hal yang tidak heran membuat mereka jadi sering diundang untuk tampil dalam berbagai acara bahkan tidak hanya sebatas kota Jogja.

Saya sendiri penasaran seperti apa rasanya melihat mereka secara live! HAHA.

Koplo adalah Cara Mengemas Sedih dengan Cara Bahagia

Yang menarik dari koplo selain musik adalah lirik lagunya.

Meski lagu-lagu koplo terkesan gembira dan mengajak siapa saja untuk bergoyang, nyatanya lirik yang dinyanyikan ternyata tak seindah pendengaran telinga. Seperti lirik-lirik lagu karya Guyonwaton yang rata-rata mengkisahkan cerita memilukan, ngenes!

Misal pada lirik lagu "Ora Masalah"

Kowe pernah ono ning atiku | kamu pernah ada dihatiku

Janji ora bakal ninggalke aku | Janji tidak akan meninggalkan aku

Saiki kowe lungo mblenjani janjimu | Sekarang kamu pergi mengingkari janjimu

Ninggalne loro ning njero dodo, ora masalah | Meninggalkan sakit di dalam dada, tidak masalah

atau lagunya yang lain, "Korban Janji"

 Koe lungo pas aku sayang-sayange | Kamu pergi pas aku sayang-sayangnya

Tanpo pamit koe ngadoh ngono wae | Tanpa pamit kamu mejauh begitu saja

Jika hanya membaca lirik tanpa diriingi musik, ternyata lagu-lagu yang di-koplo-kan tersebut punya cerita yang miris, bukan? Positif yang bisa kita ambil, berkat koplo cerita-cerita sedih jadi  dirayakan dengan cara bahagia. Ya, semacam cara bahagia mengemas kesedihan,gitu.

Diputusin, ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya, ditinggal nikah? Goyangin aja shay!

Ada yang tahu berapa biaya nanggap Guyonwaton? Yang penasaran karyanya, disini

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun