Kita bisa mengetahui penuh atau tidaknya urin ini karena dinding kandung kemih dipenuhi oleh reseptor kecil yang tugasnya mengirim sinyal pesan ke otak. Ketika pesan itu diterima, kita bisa memilih untuk mengeluarkannya atau menahan.
Ya, kabar baiknya, soal pengontrolan buang air kecil ini bisa kendalikan secara sadar. Jadi, kita bisa mengatur kapan waktu yang tepat untuk membuangnya. Bisa menunggu sampai kamu bertemu kamar kecil deh.
Sinyal buang air kecil ini pun bisa bervariasi tiap orangnya. Tergantung dari usia, seberapa banyak urin yang terdapat didalam kandung kemih, dan waktu.
Misalnya dari segi waktu, sinyal buang air kecil akan menurun ketika malam tiba, yang membuat kita bisa tidur dengan nyenyak berjam-jam.
Jangan dikira urusan buang air kecil sesederhana yang kita lakukan, karena ada banyak otot, organ dan syaraf yang juga terlibat dalam urusan ini.Soal berapa waktu maksimal kita bisa menahan, itu juga tergantung tiap orangnya.
Ya, tidak ada panduan mengenai seberapa lama kamu aman dalam menahan buang air kecilmu itu. Kamu sendiri yang bisa merasakannya.
Dampak yang bisa terjadi apa?
Selama tidak menjadi kebiasaan, menahan buang air kecil ini tidak menimbukan masalah yang serius. Hanya saja, ceritanya akan berbeda ketika menjadikan ini kebiasaan apalagi jika sudah menahun dilakukan.
Adapun risiko yang bisa terjadi akibat menahan buang air kecil diantaranya adalah meningkatkan risiko terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK terjadi akibat adanya bakteri yang masuk pada saluran kemih. Namun tidak sesimple menahan buang air kecil lalu jadi infeksi,ya.
Ada beberapa hal yang bisa membuatmu makin berisiko ISK ,diantaranya ketika kamu tidak cukup minum yang membuat kandung kemih tidak terisi penuh sehingga tidak bisa mengabarkanmu untuk mengeluarkannya.
Hal ini dapat memungkinkan bakteri masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Pada kondisi tertentu, semisal sedang hamil, tidak disarankan untuk menahan buang air kecil dikarenakan peningkatan ISK bisa lebih tinggi.