Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kekuatan TOA Masjid dan Kemunculan Anak-anak Itu Kala Sahur

5 Juni 2018   22:29 Diperbarui: 5 Juni 2018   22:52 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | http://www.republika.co.id

Terpujilah orang-orang yang rela bangun lebih pagi untuk mengajak berpuasa.

Saya termasuk orang yang susah untuk bangun di kala sahur. Bukan males, cuma suka tidur kemalemanaja jadi suka keblabasen. Kalau di rumah, saya tidak perlu khawatir untuk terlewat atau tidak melakukan sahur, karena ada Ibu yang membangunkan atau Bapak jika saya sudah dibangunkan Ibu tapi nggak muncul-muncul juga. Ya, untuk bangun sahur di rumah bukan jadi masalah lagi bagi saya.

Masalah muncul ketika saya menjadi anak kos. Dimana tidak ada Ibu dan Bapak lagi yang bertugas untuk membangunkan saya. Ah iya, saya beruntung selain punya teman-teman kos yang pengertian dan karena ada  mereka, yang saya tidak tahu bagaimana rupanya, hanya suara lantangnya sampai di telinga lewat perantara udara.

Semenjak saya menjadi anak kos, saya rasakan betul manfaat keberadaan mereka, orang-orang yang rela bangun lebih pagi hanya untuk membangunkan jiwa-jiwa yang terlelap. Mereka yang ada dibelakang pengeras suara Masjid.

Senangnya Punya Kos di dekat Masjid

Alhamdulilah. Selama merasakan ngekos di dua kota berbeda ternyata ada kesamaan yang saya dapatkan. Sama-sama mendapatkan kos yang tidak jauh dari tempat ibadah,masjid.

Beberapa tahun lalu, waktu masih di Semarang, kos saya bisa dibilang tegak luruslah dengan posisi masjid. Saya yang berada di lantai dua dan posisi masjid yang letaknya memang agak tinggi, membuat suara dari masjid terdengar jelas sekali. Apalagi ketika adzan Subuh berkumandang, ketika suasananya memang sedang tenang. Rasanya kalau nggak denger kebangetan. Haha.

Ternyata bukan hanya soal membangunkan untuk sholat subuh, saat Puasa seperti ini keberadaan masjid yang berada didekat kos membawa manfaat yang lain yaitu membangunkan saya untuk sahur. Atau bukan hanya saya saja sih, orang-orang sekampung! Hehe.Saya ingat sekali, betapa semangatnya suara yang datang dari masjid untuk mengajak sahur waktu itu. Belum lagi kalau mengabarkan imsyak. Duh, sungguh-sungguh sekali!

Tidak jauh berbeda dengan yang saya rasakan di Jogja. Hari ini kosan saya juga dekat dengan masjid dan bukan hanya satu yang sering menjadi terdengar suaranya, ada beberapa. Selidik punya selidik, ternyata bukan hanya masjid yang ada di dekat saya toh, ada juga mushola. Di hari biasanya (bukan puasa), setiap sore masjid mengumumkan anak-anak untuk datang mengaji. Suaranya lucu sekali, karena yang mengumumkan ternyata para santriwan/santriwati. Sering juga terdengar lagu-lagu islami anak-anak yang bisa-bisa saya juga jadi hafal.

"...aku mau ke mekah,berkeliling-keliling kabah...sambil baca talbiyah dan wukuf di Arofah.." #malahnyanyi

Selama puasa seperti ini saya juga merasa diuntungkan (kembali). Malahan kali ini punya kelebihan di banding yang dulu,  karena kalau dirasa-rasa disini lebih sering diingatkan untuk bangun.

Bayangkan saja, saya pernah terbangun di nyaris jam empat pagi. Namun diwaktu itu saya masih mendengar suara dari masjid yang mengumumkan seperti ini, "waktu sudah menunjukan pukul 3.57 menit, masih ada waktu untuk sahur". Ya, kurang lebih seperti itu. Jangan tanya berapa total mereka meningatkan, karena saya sendiri belum pernah menghitung berapa kali saya pernah diingatkan untuk bangun. Suka bangun mepet cyint! Kalau nggak malah terlalu pagi, di jam tiga sudah ada suara-suara itu berkumandang.

Cara Anak-anak Itu Membangunkan Saya

Yang ini lebih-lebih lagi. Keberadaan mereka yang lain ini,  jadi yang membuat saya kebangetan kalau tidak terbangun juga.

Awal puasa di Jogja, saya sempat terkejut dengan suara nyaring tersebut. Apalagi jendela kamar saya juga sengaja tidak saya tutup. Btw, kosan saya ada di lantai dua. Pernah menduga, saya kira suara ngajak tawuran, eh bukan suara anak-anak membangunkan untuk sahur rupanya. Haha.Ya, keberadaan suara dari anak-anak rasanya membuat alarm di handphone saya tiada berguna lagi.

Jika dibayangkan, semua nampak saling mendukung untuk membangunkan sahur,yah?

Tetapi cerita lain mengungkap sebaliknya.

Meski sudah ada suara dari toa masjid, sudah ada anak-anak yang semangat pagi-pagi, nyatanya saya pernah juga menjadi nyaris tidak terbangun dan melewatkan sahur. Mau tahu apa yang lalu berhasil membangunkan saya?

Suara ketukan pintu dari Ibu Kos.

Ya, begitulah.

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun