Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Berat Bukan Cuma Rindu, tapi Sahur di Perantauan!

18 Mei 2018   22:47 Diperbarui: 18 Mei 2018   23:19 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari susahnya saya bangun sahur ketika di perantauan, yang jelas terasa adalah rasa kebersamaannya seperti menjadi satu keluarga.

Malam sebelum tidur, biasanya jadi waktu kami berdiskusi. Berdiskusi atau sekadar mengobrol soal sahur dengan apa. Pilihannya sebenarnya dua saja, memasak atau membeli. Jika memasak, masak apa? Kalau beli, beli apa dan dimana?

Oh iya, meski masing-masing kami memiliki penanak nasi (rice cooker),  di Bulan puasa biasanya kami jadi kompak untuk membuat di tempat yang  muat  paling banyak saja. Selain sebagai cara untuk menghemat juga mengantisipasi, antisipasi daripada nanti ada nasi yang terbuang sia-sia karena tidak termakan. So sweeet ngga tuh?

Ketika Puasa di Perantauan dirindukan!

Menariknya. Walau kelihatannya berat berpuasa di perantauan karena harus melakukan apa-apa sendiri, tanpa orang tua. Nyatanya beberapa teman saya yang sudah tak merantau lagi merindukan masa-masa itu.

"Kangen puasa di kosan",katanya.

HAHA.

Entah benar atau tidak, ucapan ini mungkin berkomposisi 1 persen kangen sisanya menenangkan saya  yang sedang kembali merasakan puasa di perantauan, kosan.

Kalau sahurmu di perantauan bagaimana?Seru jugakan?

Nikmati sajalah, tetap fokus ibadah,ya.

Salam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun