Sedangkan ketika para partisipan diberitahu bahwa DHA (yang belum sering didengar) dapat membantu mencegah degenerasi makula (penurunan pengelihatan), partisipan ternyata berpikir bahwa masalah kesehatan mata ini serius. Sehingga merekapun menanggap produk yang mengandung DHA memiliki harga yang mahal. Sebaliknya, jika harganya justru rata-rata partisipan tidak peduli dengan masalah kesehatan ini.
Lalu apa intinya? Ya, pada kenyataannya ternyata orang akan lebih cenderung punya kepercayaan dan mengandalkan lay theories saat mengklaim sesuatu yang bagi dirinya tidak biasa atau tidak familiar. Situasi ini yang kemudian sering digunakan pada perusahaan makanan dalam memperkenalkan produk terbaru mereka. Jadi banyak-banyaklah mencari tahu agar kamu familiar dengan hal yang kelihatannya 'tidak biasa'itu,ya.
Tips Sehat Badan dan Sehat Dompetmu
Ada harga ada kualitas, pemahaman ini memang banyak berlaku dan banyak benarnya. Namun, akan lebih baik lagi jika sebelum membeli produk baru, cari tahu benar-benar dulu produk yang kamu incar. Karena bisa saja, harga mahal yang digunakan produsen hanya untuk membangun presepsi dan ups sayangnya bukti bahwa barang itu berkualitas tidak pernah benar?
Jangan hanya mengandalkan intuisi atau perasaan, coba objektif menilai produk dengan mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya seperti cek label gizinya, bandingkan dengan produk yang hampir serupa. Mana yang lebih laik kamu beli?
Sehat memang mahal, namun bukan berarti makanan yang kamu makan harus semuanya mahal.
Salam,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H