Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yang Membuat Saya Jatuh Cinta Berkali-kali dengan Kompasiana

21 November 2017   22:14 Diperbarui: 21 November 2017   22:24 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa bedanya kompasiana dengan cinta? kalau keduanya adalah hal yang tak pernah habis untuk dibahas. Cie.

Entah sudah berapa judul tulisan saya buat membawa-bawa namanya. Sebab, membahasnya memang selalu berhasil memunculkan perasaan serta pemikiran yang tidak bisa hanya dibiarkan. Bahkan bukan hanya saya yang kemudian jadi mabuk kepayang, karena bagi siapapun yang mengenalnya dengan baik pasti akan punya perasaan yang sama. Anggep aja begitu ye.

Kenalkan dia yang saya maksud bernama cinta eh Kompasiana.

Kompasiana Lagi dan Lagi

Kompasiana,lagi.  

Mungkin beberapa cerita yang saya akan tulis adalah bentuk pengulangan yang sudah-sudah. Tetapi, bukankah kebanyakan orang juga melakukan yang serupa, sering mengulang sesuatu yang memiliki kenangan, membuatnya bahagia?

Menengok ke belakang, meraba-raba kembali awal perkenalan dengan kompasiana, saya tidak pernah berpikir bahwa dampak ber-kompasiana ternyata bisa sejauh (dan sehebat) ini bagi kehidupan saya pribadi. Ya, dulu saya yang masih baru disini mana ada pikiran bahwa nanti akan berencana punya banyak relasi (baca:teman-teman dari berbagai usia, perkerjaan juga domisili), berencana bisa mengisi rekening sendiri dari menata kata-kata sedemikian rupa, berencana bisa nyempil di cover buku, berencana mejeng jadi bintang iklan (wkwk), berencana ke Istana Negara bertemu Pak Jokowi hanya dengan modal tulisan atau berencana jadi salah satu kompasianer terpilih yang naik panggung? Boro-boro, pokoknya tujuan pertama nan utama saya ya menulis saja, Alhamdulilah.

Tapi nyata, Kompasiana seperti 'jodoh' dalam bentuk lain yang dikirimkan pada saya pada moment yang tepat pula. Tepat dimana waktu itu tidak jauh-jauh saya sedang berusaha bangkit dari patah hati yang paling dalam #halah Tapi beneran deh, karena bertemu kompasiana saya berhasil sadar bahwa menulis adalah obat paling ampuh untuk melupakan sesuatu yang menyakitkan, atau bukan melupakan tetapi mengubah rasa sakit jadi lebih elegan #ehapasihmalahcurhat Tetapi yang jelas karena kompasiana kemudian saya jadi diberitahu sesuatu, bahwa ternyata saya bisa menulis dan tulisan saya bisa bermanfaat bukan hanya untuk saya sendiri.

Hadiah Terbaik dari Kompasiana

Saya kemudian jadi banyak bersyukur, sebab ternyata tanpa berencana, rencana-rencana itu bisa diwujudkan kompasiana. Rencana yang berubah jadi hadiah terbaik.

Mendapat hadiah uang memang menyenangkan, apalagi jika bisa dihasilkan dari kata-kata yang kita susun sendiri. Namun, ada hadiah dari kompasiana yang selalu membuat saya berkali-kali berterima kasih karena alasan itu juga yang membuat saya jatuh cinta berkali-kali. Persahabatannya,dong.

 "Temennya kok pakbapak sama bukibuk?", pernah saya disindiri demikian. Tapi saya malah jadi berpikir, memangnya ada yang salah?

Di kompasiana, nyatanya usia tak banyak berpengaruh. Karena kami dipertemukan bukan dilihat dari samanya usia, namun samanya hobi, mencintai kata-kata. Dulu, saya pun sempat canggung apa saya bisa berbaur dengan mereka yang jauh berpengalaman dan senior baik dalam keberadaannya di kompasiana juga usia yang terpaut belasan sampai puluhan tahun?

Ternyata, hari ini, saya tak lepas dari mereka, teman-teman yang bahkan sudah saya anggap sebagai saudara sendiri. Terima kasih, bagi saya hadiah terbaik dari Kompasiana selain bisa mengasah keterampilan menulis (dan hadiah berupa materi hehe) adalah persahabatannya! Persahabatan yang bisa saling mendukung, saling mendoakan juga saling curhat #eh

Kompasiana dan  Jatuh Cinta Berkali-kali

Kita tidak pernah tahu akan jatuh cinta kapan dan pada siapa. Begitu juga yang saya rasakan ketika kali pertama bergabung disini, di tanggal empat di bulan oktober tiga tahun lalu, yang kemudian jadi hari pertama pula saya mulai jatuh cinta dengan Kompasiana.

Jatuh cinta pada pandangan pertama, barangkali itu juga yang saya alami.Sering saya jadi heran sendiri jika mengingat-ingat pada awalnya, karena meski tak banyak yang saya tahu soal kompasiana, ternyata saya bisa jatuh cinta secepat ini.  

Tidak perlu peran 'mak comblang'. Jatuh cinta saya ternyata tak butuh perantara orang ketiga. Hanya saya dan kompasiana, lalu bahagia. Terima kasih telah mewarnai kehidupan saya selama tiga tahun belakangan, semoga awet sampai nikah! #eh

Selamat ulang tahun, Kompasiana! Jangan pernah membosankan untuk saya cintai.

Juga Terima kasih telah menjadi bagian yang menyempurnakan kehidupan saya!

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun