Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Tahun Jadi Penulis Kesehatan di Kompasiana

7 Oktober 2017   13:47 Diperbarui: 7 Oktober 2017   14:46 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | amazonaws.com

4 Oktober sudah lewat. Ternyata ada yang jadi saya ingat.

Apa yang kita jalani dengan asyik, sering kali berhasil membuat kita lupa. Lupa dan merasa, rasa-rasanya baru kemarin. Begitulah yang juga terjadi pada saya sekarang. Lupa kalau ternyata sudah cukup lama berada disini dan masih selalu terasa baru kemarin saya menjadi bagian dari kalian. Tiga tahun di Kompasiana,cyint!

Tiga tahun,  bukan waktu yang baru juga belum  terlalu lama. Mengingat usia kompasiana sudah lebih dari itu. Tentu, jika tidak ada apa-apanya rasanya tidak mungkin saya menetap disini. Ya, karena ada apa-apanya. Untuk itu, ijinkan saya menuliskan tulisan soal Kompasiana yang entah sudah kesekian. Itung-itung, sebagai bahan refleksi, untuk usia yang kini menginjak tahun ke tiganya gitu.

Terima kasih,Karena Kompasiana Saya Berani

Ada satu dampak besar yang saya dapat dari keberadaan kompasiana.  Yaitu saya yang jadi 'berani'. Berani yang saya maksud disini  adalah untuk menuangkan apa yang ada di pikiran melalui kata-kata. Karena pada beberapa orang menulis ternyata bukan hal yang mudah. Salah satunya yang membuatnya jadi tidak mudah adalah karena adanya ketakutan, terutama takut jelek.

Keberadaan kompasiana ternyata mampu menyingkirkan ketakutan itu. Bukan, bukan karena lalu tulisan saya jadi langsung bagus. Melainkan, kompasiana berhasil mendorong saya setidaknya untuk mencoba menulis. Melalui kompasiana-lah,  saya mencoba menyingkirkan pikiran-pikiran negatif soal ketakutan-ketakutan itu, bahwa toh juga menjadi wajar untuk pertama kalinya jikalau memang belum bagus (atau kasarnya masih jelek).

Jika  tiga tahun lalu saya tidak mulai menulis disini, mana mungkin ada tulisan juga kalian yang lalu saya kenal.

Terima kasih, Karena Kompasiana Saya Dikenal Menjadi Penulis Kesehatan

"Mbak listhia yang suka nulis kesehatan itu ya?'

Selain soal keberanian menulis yang saya dapat dari Kompasiana, pun ada yang juga membuat saya jadi banyak dikenal. Tulisan soal kesehatan.

Di awal saya hadir, tulisan soal kesehatan adalah yang paling pertama saya publikasikan. Namun  ternyata masalah ketakutan yang saya hadapi bukan hanya soal takut jelek untuk menulis tema kesehatan ini, melainkan takut salah dan  takut membuat bingung pembaca.

Tapi..

Syukurlah, respon yang saya terima di tulisan bertema kesehatan saya yang pertama, yang juga jadi awal saya menulis di kompasiana ternyata cukup baik diterima. Meski sempat merasa sedikit down, karena saya ingat betul pernah mendapat komentar negatif yang seolah apa yang sudah saya tulis itu semua salah. Tidak, tidak lalu saya membenci orang-orang seperti ini. Justru karena mereka, saya menganggap bahwa mereka mencoba mendorong atau mengingatkan saya untuk  membaca banyak referensi ketika menuliskan sesuatu apalagi kesehatan.

Dari tulisan pertama di kompasiana itu,kemudian lahirlah tulisan-tulisan bertema kesehatan lainnya sampai sekarang.

 Jujur saja, kalau ditanya sudah berapa judul saya buat, saya juga tidak ingat. Tetapi untuk tahun 2017 (sampai awal bulan oktober ini), kalau tidak salah sudah sekitar 30 judul bertema kesehatan saya tayangkan. Entah dari total tulisan saya  yang sudah berjumlah 351, sepertinya setengahnya adalah tema-tema kesehatan. Sepertinya,lho!hihi.

Kesukaan Selama Menjadi Penulis Kesehatan!

"Mbak Listhia, belum menulis soal kesehatan lagi,ya?"

Yang membuat saya sering jadi terharu adalah pertanyaan semacam diatas. Ya, saya tidak menyangka bahwa tulisan kesehatan saya ditunggu kehadirannya.Padahal, saya sempat merasa pesimis untuk bertahan di tema kesehatan ini. Sebab, saya pikir kebanyakan orang lebih suka berita-berita yang memiliki judul fantastis dan bombastis, yang biasanya bukan berada di ranah kesehatan. Haha.

"Apaan sih, tulisan kesehatan mah kagak ada seksi-seksinya?",pikir saya.

Tapi ternyata saya salah.

Dulu saya sempat membuat target pembaca diatas 500 untuk tulisan bertema kesehatan, bagi saya itu sudah lebih cukup. Tetapi melihat makin kesini, target itu rasanya terlalu sedikit karena angka tersebut pasti terlampaui. #sombongbingitssih #haha  

Ya, hari ini target tulisan kesehatan yang saya buat adalah dua kali lipatnya, minimal 1000 pembaca. Smoga jumlah pembaca yang membuat bahagia akhir-akhir ini bukan karena sedang error ya,min.

screenshot | beberapa tulisan kesehatan saya
screenshot | beberapa tulisan kesehatan saya
Namun, tentu bukan soal jumlah pembaca saja yang kemudian menjadi tolak ukur keberhasilan dari tulisan yang saya buat, karena lebih dari itu saya sangat berbahagia berkali-kali lipat jika siapapun yang membaca tulisan saya kemudian jadi mengerti dengan baik.

Perihal dukanya menjadi penulis kesehatan?

Hmmmm...dukanya ya itu tadi, tema kesehatan sering kali dianggap kurang seksi. Tapi lambat laun, rasanya makin seksi kok.

***

 Terima kasih kompasiana juga pembaca-pembaca selama tiga tahun ini! Jangan bosan-bosan ya! Sekalian promosi, jangan lupa 'vote' yang bawa bunga. #eh

screenshot
screenshot
Karena kehadiran kalian adalah penyemangat!

 Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun