Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kapan Sebaiknya Mengonsumsi Buah? Sebelum atau Setelah Makan?

4 Oktober 2017   06:55 Diperbarui: 6 April 2022   03:38 3232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://www.forksoverknives.com

"Buahnya dimakan dulu, nanti kalau terakhir bisa busuk lho di perut, susah dicerna!"

Pernah gak sih kalian dihadapkan pada situasi seperti itu, di mana tiba-tiba kalian diperingatkan bahwa makan buah setelah makan besar (maksudnya nasi beserta lauk pauknya) bisa membuat buah yang dikonsumsi tadi jadi busuk atau susah dicerna.

Bagi yang tidak mau banyak mikir, bisa jadi sih memang dimasukakalin. Ya, mungkin lho. Mungkin yang berpikir demikian membayangkan bahwa buah apabila bercampur dengan makanan lain bisa berakibat jadi dicerna lebih lama. 

Nah, karena butuh waktu yang lebih ini, kemudian jadi berpikir pada nasib si buah juga makanan yang sudah dimakan (yang tercampur) jangan-jangan bisa membusuk karena tidak dicerna-cerna.

Yakin sesimple itu pencernaan kita?

Mari cari kebenarannya. Benar, serat yang ada dalam buah memang bisa memperlambat pencernaanmu, memperlambat pengosongan perut. 

Namun sayangnya, peran serat yang dapat memperlambat pencernaan ini tidak lalu membuat makanan diam tanpa batasan waktu, apalagi sampai membuatnya jadi busuk! 

Jadi, jika ada yang kemudian mengatakan bahwa buah dapat menyebabkan makanan diam di pencernaan dan membuatnya membusuk, itu mitos.

Pencernaan manusia dibuat sangat kompleks, tidak sederhana yang kita bayangkan. Meski serat (yang biasanya banyak pada buah atau sayur) bisa memperlambat waktu cerna daripada biasanya, pencernaan (terutama perut) sudah didesain sedemikian rupa untuk mencegah pertumbuhan bakteri, yang dapat menyebabkan fermentasi dan pembusukan.

Semua makanan (termasuk serat), ketika masuk ke dalam perut akan bercampur dengan asam lambung, yang mempunyai pH rendah. 

Akibatnya konten (semua yang kita konsumsi yang masuk dalam perut) menjadi acidic (asam), yang lalu menyebabkan mikroorganisme akan sulit tumbuh. Bagian dari proses pencernaan ini juga berperan untuk membunuh bakteri di makanan yang kamu makan, lho.

Mengenal Soal Penyerapannya

ilustrasi | https://www.forksoverknives.com
ilustrasi | https://www.forksoverknives.com
Setelah tahu bagaimana nasib ketika sudah di perut. Lanjut, pada proses yang juga tak kalah penting, penyerapannya!

Penyerapan sari-sari makanan utamanya terjadi di usus kecil/usus halus. Usus kecil pada manusia ini sudah didesain untuk menyerap gizi sebanyak mungkin. 

Dilihat dari ukurannya, panjang rata-rata usus kecil orang dewasa bisa lebih dari 6 meter dengan luas area penyerapan diperkirakan mencapai 30 meter persegi. 

Fakta dari sebuah studi juga telah menunjukan jika usus manusia memiliki kemampuan untuk menyerap dua kali lebih banyak daripada rata-rata konsumsi harian.

Dengan luasnya daerah serap ini berarti zat gizi dari buah (pun dari sisa makanan yang lain) menjadi pekerjaan yang tidak terlalu sulit untuk pencernaanmu, terlepas saat kamu konsumsi sebelum (saat perut kosong) dan atau sesudah makan besar.

Fakta Konsumsi Buah Sebelum Makan, Baik karena ...

Yang perlu diluruskan. Konsumsi buah sebelum makan memang baik, namun tidak kemudian menjadikannya jadi waktu yang terbaik.

Konsumsi buah sebelum makan akan membantumu dalam mengontrol apa yang kamu makan setelahnya. Nggak kalap

Buah termasuk dalam makanan dengan densitas energi rendah (low energy-density), yang berarti buah dapat menyediakan sedikit energi (Densitas energi/kepadatan energi adalah jumlah energi dalam berat makanan tertentu).

Selain dapat membuat kenyang lebih lama, serat juga diketahu dapat membantu memblok absorbsi lemak dan kolesterol yang kamu makan. Jadi, untukmu yang sedang berjuang menurunkan berat badan, buah sebelum makan akan banyak membantu.

Daripada Memikirkan Waktu, Apa Jumlahnya Sudah Memenuhi?

Tidak perlu bingung soal kapan waktu makan buah, justru yang menjadi perhatian kita saat ini seharusnya adalah soal jumlahnya. 

Sudahkah sesuai dan memenuhi rekomendasi yang dianjurkan?Karena menurut data riskesdas 2013, rerata nasional perilaku konsumsi buah dan sayur ada diangka 93,5 persen atau dapat dikatakan bahwa 9 dari 10 orang di Indonesia tidak makan buah dan sayur tiap harinya.

Jangan lupa makan buah 2-3 porsi, kakak!

Salam,

Listhia H Rahman 

Bacaan lain : 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun